Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masuk dalam daftar emiten dengan tingkat likuiditas tinggi, kinerja saham PT HM Sampoerna Tbk tak selamanya moncer. Kinerja harga saham berkode HMSP ini tak kunjung membaik. Sepanjang 2018 hingga Jumat (13/4), harganya sudah turun sebesar 15,22%.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya mengatakan, pelemahan kinerja saham HMSP lantaran masih dibayangi penurunan market share sebesar 4% pada tahun lalu.
"Volume penjualannya turun 4%, secara kuartal per kuartal, market share-nya turun 10 bps, dan turun 25 bps secara year on year," ujar Christine kepada Kontan.co.id, Senin (16/4).
Pada tahun buku 2017, laba bersih HMSP juga turun tipis 0,7% dari Rp 12,7 triliun menjadi Rp 12,6 triliun. Penyebab penurunan ini adalah tergerusnya marjin HMSP di semua lini. Misalnya, ada kenaikan beban pokok penjualan sebesar 4,1% yoy menjadi 75,87 triliun dari Rp 71,61 triliun. Di sisi lain, beban penjualan meningkat dari Rp 6,09 triliun menjadi Rp 6,26 triliun.
Meski begitu, Christine memprediksi, kinerja HMSP pada tahun ini akan membaik dibandingkan 2017. "Tahun ini ada peningkatan spending pemerintah yang dapat menopang volume penjualan," paparnya.
Selain itu, dia juga meyakini perusahaan rokok ini dapat terus mencatatkan kenaikan cukai dan dapat menjual produk dengan margin lebih tinggi.
Valuasi HMSP sudah berada di bawah dan cukup murah, hanya saja market share yang terus menurun masih membayangi kinerja saham. Namun, HMSP tengah menangkal sentimen ini dengan produk barunya A Platinum guna mendongkrak kembali market share di kalangan perokok mild.
Makanya, Christine merekomendasikan posisi hold untuk saham HMSP dengan target harga Rp 4.420 per saham. Ekspektasi imbal hasil yang didapat sebesar 5,2%.
Senada, analis Indo Premier Sekuritas, Hasan juga menyebut penurunan kinerja harga HMSP masih disebabkan imbas kinerja tahun lalu. Selain itu, rendahnya daya beli dan regulasi baru di bidang tembakau masih membayangi emiten rokok yang melantai di BEI pada 15 Agustus 1990 ini.
Hasan menilai, untuk mempertahankan margin, HMSP tengah mencoba menurunkan ongoks promosi dan iklan. "Ini tercermin pada penurunan anggaran adex sebesar 2,5% yoy pada 2017," papar Hasan dalam risetnya.
Ia juga memprediksi HMSP masih punya sinyal pemulihan kinerja. Tahun ini, GDP akan berada di level 5,3% dan konsumsi rumah tangga akan naik karena ditopang oleh kenaikan harga komoditas, inflasi yang rendah dan suplai lapangan kerja yang positif. "Volume penjualan rokok akan pulih tahun ini dengan dukungan daya beli yang menguat," ujar Hasan.
Pemulihan ini berbanding lurus dengan proyeksi kenaikan volume penjualan HMSP. Indo Premier memperkirakan, volume penjualan produk jenis SKM naik 1% menjadi 71,2 juta batang pada 2018, serta naik 2,5% menjadi 73,7 juta batang pada 2019.
Hasan merekomendasikan posisi hold untuk saham HMSP dengan target harga Rp 4.100 per saham.
Pada perdagangan Senin (16/4) pukul 14.33 WIB, harga HMSP bertengger di Rp 4.050 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News