Reporter: Riska Rahman | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan awal pekan ini. Rekor ini nampaknya tidak lepas dari bantuan investor asing yang mencatatkan net buy pada hari yang sama.
Pada perdagangan Senin (19/2) lalu, IHSG kembali mencetak rekor baru lantaran ditutup di level 6.689. Di hari yang sama, investor asing pun melakukan aksi beli hingga Rp 419,67 miliar.
Walau asing kembali mencetak net buy, VP Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere melihat hal ini tak berarti pasar saham Indonesia kembali jadi incaran bagi para investor asing. "Kalau melihat sebulan ke belakang, investor asing justru masih mencatat net sell sebesar Rp 10 triliun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2).
Menurutnya, aksi jual ini pun masih berpotensi berlanjut sepanjang tahun 2018 ini. Pasalnya, pasar saham global masih rentan koreksi di tahun ini sehingga ada kemungkinan investor akan terus melakukan aksi jual, termasuk juga di pasar saham Indonesia.
Namun, bukan berarti pasar saham Indonesia tidak menarik bagi investor asing di tahun ini. Masih banyak faktor yang bisa mendorong ekonomi Indonesia yang nantinya bakal berdampak positif ke pasar saham. Beberapa diantaranya ialah faktor demografi, pertumbuhan ekonomi, ekspansi kelas menengah, serta utang yang rendah.
Besarnya jumlah masyarakat usia produktif di Indonesia dipandang mampu mendorong perekonomian yang diprediksi bakal tumbuh hingga 5,4% di tahun 2018 ini. Selain itu, jumlah kelas menengah yang semakin bertambah pun ikut menjadi daya tarik bagi para investor asing.
"Selain itu, jumlah utang Indonesia juga tergolong rendah dibanding negara G20 lainnya sehingga pasar saham Indonesia masih menarik di tahun ini," terang Nico.
Sektor komoditas pun dipandang jadi sektor yang paling diincar para investor asing di tahun ini lantaran perbaikan harga komoditas yang terjadi sejak akhir tahun 2017 lalu. Begitu pula saham-saham di sektor yang jadi pendukung sektor komoditas seperti saham pelayaran serta saham jasa penambangan migas seperti PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD).
Meski sudah mencetak pertumbuhan tinggi di tahun lalu, Nico pun melihat saham sektor perbankan masih tetap menarik. "Selama pertumbuhan ekonomi masih positif, sektor ini akan terus menarik bagi investor," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News