Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Induk emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah menandatangani nota kesepahaman.
Sinar Mas melalui PT Wahana Inti Nusantara dan PT Global Nusa Data bersama Axiata Group Berhad menandatangani nota kesepahaman dengan Axiata Group Berhad yang bersifat tidak mengikat pada 15 Mei 2024.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas melihat setelah aksi merger tersebut, maka entitas gabungan XL-Fren akan menjadi perusahaan telekomunikasi dengan total aset terbesar kedua setelah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
"Kemudian PT Indosat Tbk (ISAT) menjadi yang ketiga, sebelumnya kedua," kata Sukarno pada Kontan.co.id, Kamis (16/5).
Baca Juga: Axiata dan Sinar Mas Sepakat Melakukan Merger Smartfren dan XL Axiata
Sukarno juga mencatat jumlah pelanggan seluler XL Axiata dan Smartfren saat ini 93,03 juta hampir mendekati ISAT sebagai posisi kedua yaitu 98,8 juta dan TLKM tetap pertama 159,34 juta pelanggan.
"Kemudian dilihat dari jumlah BTS XL-FREN akan menjadi 206.146 mendekat ISAT 229.521 dan TLKM 247.472," ujarnya.
Meski begitu, menurut Sukarno XL Axiata dan Smartfren masih belum sepenuhnya bisa menyalip berdasarkan data di atas. Ditambah, kondisi keuangan Smartfren sebelumnya juga tidak terlalu bagus.
Sukarno mengungkapkan prospek kinerja dari ketiga emiten telekomunikasi terebut masih akan tetap positif. Adapun menurutnya akan ada peluang yang berasal dari peningkatan penetrasi internet Indonesia.
"Tren kenaikan ini diperkirakan masih akan berlanjut, mengingat tingkat penetrasi internet kita masih terbilang rendah dibandingkan negara tetangga, khususnya di Asia Tenggara," ucap Sukarno.
Baca Juga: Merger Smartfren (FREN) dan XL Axiata (EXCL) Kian Dekat
Sedangkan Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, jumlah pemain telkom akan menjadi lebih sedikit setelah merger XL Axiata dan Smartfren. Sehingga pasar akan dikuasai beberapa pemain besar yang memiliki daya tawar harga yang tinggi.
"Ada peluang jika aksi ini bisa dimanfaatkan oleh XL dan Fren," jelas Fajar.
Fajar melihat secara umum, prospek emiten telekomunikasi masih akan tetap bisa tumbuh, seiring dengan pertumbuhan tren digitalisasi dan kebutuhan jaringan internet yang stabil ke depannya.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy melihat, merger XL Axiata dan Smartfren ini dapat sedikit meningkatkan kinerja XL Axiata. Meski begitu menurutnya masih jauh jika XL ingin menyalip TLKM.
Baca Juga: Merger Smartfren (FREN) dan XL Axiata (EXCL) Difinalisasi, Masih Ada Potensi Batal
"Masih sulit, mengingat pangsa pasar FREN ini sangat kecil," ujarnya.
Sukarno mengatakan, TLKM tetap akan menjadi saham yang paling menarik. Apalagi harga saham TLKM sudah turun signifikan dan secara valuasi menjadi sangat menarik. Sukarno merekomendasikan untuk buy pada saham TLKM dengan target harga Rp 3.500, trading buy pada ISAT dengan target harga Rp 11.400-Rp 11.900 dan wait and see untuk EXCL dan FREN.
Sementara analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana secara teknikal merekomendasikan untuk buy on weakness EXCL dengan target harga Rp 2.620-Rp 2.720, buy on weakness pada ISAT dengan target harga Rp 11.350-Rp 11.600 dan speculative buy pada TLKM dengan target harga Rp 3.170-Rp 3.230.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News