kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45998,59   4,99   0.50%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Saham bank syariah lebih kuat menahan sentimen suku bunga


Minggu, 17 Februari 2019 / 22:04 WIB
Analis: Saham bank syariah lebih kuat menahan sentimen suku bunga


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era suku bunga yang cukup agresif di tahun 2018 lalu sedikit banyak akan mempengaruhi fungsi intermediasi perbankan. Pasalnya perbankan terpaksa harus menyesuaikan suku bunga yang akan berdampak kepada pertumbuhan penyaluran kredit.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) sebelumnya sudah melakukan penyesuaian terhadap kebijakan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) dengan mengereknya sebanyak 175 basis poin (bps) ke level 6%.

Pada kondisi tersebut, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menilai, investor bisa melihat potensi lain yang akan muncul seperti dari saham-saham emiten perbankan syariah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS)

Saham bank berbasis bagi hasil atau nisbah ini dinilai akan lebih kuat menahan terpaan sentimen negatif dari suku bunga acuan.

“Untuk sektor bank syariah tentunya akan lebih kuat menahan sentimen negatif tersebut, bahkan bisa menjadi peluang bagi emiten. Itu dikarenakan sistem nisbah membuat bank syariah akan jauh lebih fleksibel dibandingkan bank konvensional,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Minggu (17/2).

Menurutnya bank syariah dapat lebih fleksibel untuk melakukan penyesuaian terhadap imbal hasil jika dibandingkan dengan sistem bunga. Pun ini yang membuat BRIS dan BTPS bisa dijadikan alternatif investasi di sektor perbankan.

Asal tahu saja, sepanjang 2018, BRIS menorehkan laba senilai Rp 1,30 triliun, tumbuh 63,4% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 799,90 miliar. Setali tiga uang, BTPN Syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp 7,27 triliun sepanjang 2018. Angka ini naik 20,2% dibandingkan periode sebelumnya Rp 6,05 triliun. Dus, laba BTPS per akhir tahun lalu meningkat 44,0% dari Rp670 miliar menjadi Rp965 miliar

Kendati demikian, menurutnya ada beberapa yang harus diperhatikan di sektor perbankan ini seperti tingkat pembiayaan bermasalah dan likuiditas yang harus terjaga. Pihaknya merekomendasikan saham BTPS dengan target harga Rp 2.240 per saham dan BRI dengan target harga Rp 650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×