kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,12   -12,37   -1.34%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis rekomendasikan untuk beli SMRA meski pasar properti melambat, ini alasannya


Kamis, 04 Juni 2020 / 17:51 WIB
Analis rekomendasikan untuk beli SMRA meski pasar properti melambat, ini alasannya
ILUSTRASI. Kawasan Summarecon Bekasi yang dikembangkan?PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sejauh ini tengah menjalani tahun yang sulit. Emiten properti ini tercatat hingga bulan April baru mengantongi Rp 932 miliar dari penjualan atau turun 39% secara year on year (yoy).

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menuturkan buruknya raihan SMRA tidak terlepas dari kondisi saat ini, yakni penyebaran virus corona dan melemahnya daya beli masyarakat. Bahkan pada April, penjualan SMRA hanya mencapai Rp 77 miliar, turun 69% secara month over month.

Baca Juga: Ini penyebab kinerja semester I Champion Pacific Indonesia (IGAR) kurang maksimal

“Raihan tersebut merupakan yang terburuk yang pernah diperoleh SMRA semenjak Agustus 2016. Hal in imbas dari virus corona sehingga membuat SMRA menahan beberapa launching proyek baru dan fokus melakukan penjualan inventory mereka,” jelas Joey kepada Kontan.co.id, Kamis (4/6).

Sementara itu, analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa menyebut, pre-sales SMRA selama empat bulan pertama tahun 2020 hanya memenuhi 21% dari target SMRA yang sebesar Rp 4,5 triliun dan 27% dari proyeksi Ciptadana yang sebesar Rp 3,5 triliun.

“Setidaknya SMRA harus mampu mengantongi rata-rata Rp 320 miliar per bulan sampai akhir tahun untuk bisa mencapai target kami. Namun, dengan melemahnya permintaan dan turunnya daya beli masyarakat, kami melihat SMRA akan kesulitan untuk mencapai target tersebut,” kata Yasmin.

Sementara dari sisi fundamental, Joey menilai SMRA sejauh ini masih cukup baik. Dengan tingkat hutang yang dinilai cukup aman (DER 96%), walau bila dibandingkan dengan peers, Joey menilai tingkat hutang ini relatif cukup tinggi.

Baca Juga: Daya beli melemah, penjualan Summarecon Agung (SMRA) cenderung flat tahun ini

Analis Maybank Kim Eng Aurellia Setiabudi dalam risetnya pada 27 Maret 2020 juga menuliskan fundamental SMRA masih aman. Aurellia menyebut, seluruh utang SMRA saat ini dalam rupiah sehingga tidak akan terpengaruh oleh depresiasi rupiah. Utang SMRA sendiri terdiri dari pinjaman bank dan juga obligasi korporasi.

“SMRA memiliki bonds sebesar Rp 1,3 triliun akan mature pada November 2020 dan rating A- yang mengindikasikan minimnya risiko. Kami percaya SMRA bisa melakukan refinancing karena SMRA memiliki cash flow yang stabil,” analisa Aurellia.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×