kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.419   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Analis rekomendasikan saham TBIG terkait Mitratel


Jumat, 21 November 2014 / 14:58 WIB
Analis rekomendasikan saham TBIG terkait Mitratel
ILUSTRASI. Dampak Buruk Terlalu Sering Menahan Kentut. dok/Tips and Craft


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dalam laporan riset Henan Putihrai yang dirilis hari ini, (21/11), direkomendasikan untuk eksekusi buy saham emiten menara PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG). Adapun target harga yang disematkan dalam rekomendasi tersebut adalah Rp 10.687 per saham.

Salah satu alasannya adalah share swap TBIG dengan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Sebagaimana yang telah diketahui, TLKM memutuskan untuk menukar 49% saham Mitratel dengan 5,7% saham TBIG. Selain itu TLKM juga diberi opsi untuk menukar 51% sisa saham Mitratel 8% saham TBIG dalam waktu dua tahun.

Bagi TBIG, transaksi ini menguntungkan karena aksi korporasi tersebut menambah 3.928 menara dan 4.363 penyewaan untuk TBIG. Tapi, satu hal yang patut menjadi perhatian adalah, TLKM merupakan perusahaan telekomunikasi berstatus pelat merah dan merupakan pemain terbesar di industrinya.

Nah, dengan transaksi ini, TBIG menjadi terafiliasi dengan TLKM dan Telkomsel. Sehingga, ke depannya besar kemungkinan kontrak-kontrak penyewaan menara oleh TLKM dan Telkomsel akan jatuh ke tangan TBIG.

TBIG sendiri memiliki fundamental yang terbilang baik. Dengan ekspansi anorganiknya, TBIG menjadi salah satu pemain menara terkemuka dengan memiliki memiliki 18.802 penyewaan dan 11.686 situs telekomunikasi yang terdiri dari 10.623 menara telekomunikasi, 967 situs shelter, dan 96 jaringan Distributed Antenna System (DAS). Padahal, saat pertama kali didirikan pada tahun 2004 lalu, TBIG hanya memiliki tujuh menara.

Jika melihat kinerja keuangannya, TBIG sempat mengalami penurunan laba bersih Rp 22,75 miliar dari Rp 939,21 miliar menjadi Rp 916,46 miliar pada kuartal III tahun lalu. Tapi, penurunan ini bukan dipicu oleh bisnis utama TBIG. Pelemahan ini hanya dipicu oleh selisih nilai kurs. Kerugian selisih kurs pada kuartal II-2013 tercatat hanya sebesar Rp 118,78 miliar, kemudian pada kuartal III 2013 menjadi Rp 778,33 miliar atau meningkat sebanyak 6,6x.

Selebihnya, kinerja TBIG terus menguat, setidaknya hingga September tahun ini yang mencetak laba nersih Rp 1,14 triliun dari sebelumnya Rp 824,97 miliar. Oleh sebab itu, Henan Putihrai merekomendasikan untuk mengakumulasi saham ini. Target harga Rp 10.687 per saham itu berdasarkan relative PE valuation 27 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×