kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.239   -39,00   -0,24%
  • IDX 7.085   19,39   0,27%
  • KOMPAS100 1.059   3,21   0,30%
  • LQ45 831   0,14   0,02%
  • ISSI 215   0,76   0,35%
  • IDX30 425   0,20   0,05%
  • IDXHIDIV20 514   0,88   0,17%
  • IDX80 121   0,27   0,22%
  • IDXV30 125   0,94   0,76%
  • IDXQ30 142   0,18   0,12%

Analis rekomendasikan saham TBIG terkait Mitratel


Jumat, 21 November 2014 / 14:58 WIB
Analis rekomendasikan saham TBIG terkait Mitratel
ILUSTRASI. Dampak Buruk Terlalu Sering Menahan Kentut. dok/Tips and Craft


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dalam laporan riset Henan Putihrai yang dirilis hari ini, (21/11), direkomendasikan untuk eksekusi buy saham emiten menara PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG). Adapun target harga yang disematkan dalam rekomendasi tersebut adalah Rp 10.687 per saham.

Salah satu alasannya adalah share swap TBIG dengan anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Sebagaimana yang telah diketahui, TLKM memutuskan untuk menukar 49% saham Mitratel dengan 5,7% saham TBIG. Selain itu TLKM juga diberi opsi untuk menukar 51% sisa saham Mitratel 8% saham TBIG dalam waktu dua tahun.

Bagi TBIG, transaksi ini menguntungkan karena aksi korporasi tersebut menambah 3.928 menara dan 4.363 penyewaan untuk TBIG. Tapi, satu hal yang patut menjadi perhatian adalah, TLKM merupakan perusahaan telekomunikasi berstatus pelat merah dan merupakan pemain terbesar di industrinya.

Nah, dengan transaksi ini, TBIG menjadi terafiliasi dengan TLKM dan Telkomsel. Sehingga, ke depannya besar kemungkinan kontrak-kontrak penyewaan menara oleh TLKM dan Telkomsel akan jatuh ke tangan TBIG.

TBIG sendiri memiliki fundamental yang terbilang baik. Dengan ekspansi anorganiknya, TBIG menjadi salah satu pemain menara terkemuka dengan memiliki memiliki 18.802 penyewaan dan 11.686 situs telekomunikasi yang terdiri dari 10.623 menara telekomunikasi, 967 situs shelter, dan 96 jaringan Distributed Antenna System (DAS). Padahal, saat pertama kali didirikan pada tahun 2004 lalu, TBIG hanya memiliki tujuh menara.

Jika melihat kinerja keuangannya, TBIG sempat mengalami penurunan laba bersih Rp 22,75 miliar dari Rp 939,21 miliar menjadi Rp 916,46 miliar pada kuartal III tahun lalu. Tapi, penurunan ini bukan dipicu oleh bisnis utama TBIG. Pelemahan ini hanya dipicu oleh selisih nilai kurs. Kerugian selisih kurs pada kuartal II-2013 tercatat hanya sebesar Rp 118,78 miliar, kemudian pada kuartal III 2013 menjadi Rp 778,33 miliar atau meningkat sebanyak 6,6x.

Selebihnya, kinerja TBIG terus menguat, setidaknya hingga September tahun ini yang mencetak laba nersih Rp 1,14 triliun dari sebelumnya Rp 824,97 miliar. Oleh sebab itu, Henan Putihrai merekomendasikan untuk mengakumulasi saham ini. Target harga Rp 10.687 per saham itu berdasarkan relative PE valuation 27 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×