Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal Mei mendatang. Dengan mengandalkan empat proyek yang akan selesai tahun 2019, perseroan optimistis dapat mencatatkan kinerja yang positif. Beberapa analis pun merekomendasikan beli saham IPO tersebut.
Christin Soewito, Sekretaris Perusahaan PT Terregra Asia Energy Tbk bilang, dana hasil IPO ini akan digunakan untuk mencetak pendapatan pada tahun 2019, bukan bisnis yang berjalan saat ini. Pasalnya, dana hasil IPO bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana pembangunan empat proyek yang ditargetkan selesai pada tahun tersebut.
"Dua proyek di awal tahun, dua proyek lainnya di pertengahan tahun," katanya saat dihubungi KONTAN, Kamis (20/4).
Dia optimistis, prospek perusahaannya yang bergerak di bidang energi baru dan terbarukan (EBT) ini akan baik ke depan. Pasalnya, ada dua hal yang menjadi fokus dari perusahaan ini yakni hidrologi dan tenaga surya.
Christin menjelaskan, perseroan bakal mencatatkan perbaikan kinerja yang didukung oleh adanya program pemerintah pada tahun 2025 mendatang yang menargetkan hingga 23% porsi EBT untuk tahun 2025. "Saat ini, EBT kita baru mencapai 12,25%, sehingga prospek kita akan baik ke depan," imbuhnya.
Hanya saja, sentimen negatif yang perlu diperhatikan menurut Christin adalah segmentasi pasar atau konsumen yang masih bergantung pada PLN. Namun begitu, perseroan telah menjalin kontrak dengan PLN hingga 30 tahun dengan harga yang fix.
"Nilai kontraknya sekitar Rp 1.000 - Rp 2.000 per KWH, karena ada kontrak lama dan kontrak baru. Kalau tahun ini bisa di bawah Rp1.200 per Kwh," imbuhnya.
Bima Setiaji, Analis NH Korindo Securities bilang, secara valuasi harga saham IPO yang ditawarkan perseroan masih tergolong murah. "Karena PER sektor industri pembangkit listrik di level 13,56X," ungkapnya. Dia memproyeksi, selama masih terbatasnya pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia, sektor ini akan memiliki prospek yang baik ke depannya.
Adapun dari sisi pendapatan, lanjut dia, walau perusahaan masih menunggu hingga pembangkit listrik dibangun dan diestimasi mulai melakukan penjualan pada tahun 2019, perseroan masih dapat mengandalkan pendapatan dari bisnis jasa perawatan pembangkit listrik.
Senada, Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas menilai, sejauh proyek perseroan mendukung percepatan pembangunan industri dan infrastruktur yang membutuhkan listrik sebagai sumber utama, kinerja perseroan akan mengarah pada perbaikan. Sehingga, mereka pun merekomendasikan beli untuk saham IPO PT Terregra Asia Energy Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News