kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis Rekomendasikan Beli Saham Lonsum (LSIP), Simak Ulasannya Berikut Ini


Minggu, 23 Oktober 2022 / 08:15 WIB
Analis Rekomendasikan Beli Saham Lonsum (LSIP), Simak Ulasannya Berikut Ini


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) alias Lonsum diproyeksikan memiliki kinerja penjualan lebih baik pada semester II/2022. Peningkatan volume produksi bakal memoles penjualan LSIP yang turun tipis pada paruh pertama tahun ini.

Cuaca yang tidak mendukung dan kegiatan peremajaan sawit membuat volume penjualan emiten perkebunan sawit milik Grup Salim ini turun pada semester I/2022.

Produksi tandan buah segar (TBS) LSIP mengalami penurunan sebesar 18% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi 505.000 ton sepanjang semester I-2022. Seiring dengan turunnya produksi TBS inti dan eksternal, total produksi Crude Palm Oil LSIP di semester pertama menyusut 23% yoy menjadi 127.000 ton. 

Analis Samuel Sekuritas Asia Yosua Zisokhi mengatakan, volume produksi biasanya itu 55%-60% berada di semester II/2022. Sementara, pada semester I/2022 hanya sekitar 40%-45% saja. 

Baca Juga: Unjuk Gigi! Saham Pilihan di Sektor Consumer Non-Cyclicals Ini Menarik Dikoleksi

Terlebih, kinerja penjualan LSIP akan terdorong naiknya harga jual CPO. Kondisi naiknya harga soybean oil sebagai kompetitor utama CPO akibat kekeringan di Brasil dan Argentina menjadi sentimen positif bagi LSIP. 

"Kemungkinan, peningkatan harga soybean oil akan diikuti dengan kenaikan harga CPO," jelasnya kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Adapun pada semester I/2022, Lonsum membukukan penjualan sebesar Rp 2,05 triliun. Realisasi tersebut menurun 6% secara YoY atau secara tahunan karena penurunan volume penjualan produk sawit yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit.

Meski begitu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih LSIP meningkat 9% YoY menjadi Rp 549 miliar hingga akhir Juni 2022.

Yosua menilai, saat ini kinerja LSIP masih in-line dengan target. Terkait adanya penurunan harga CPO, sebenarnya sudah diestimasikan dari tahun lalu. Bahkan, seharusnya sudah siap menerima kenyataan bahwa akan mengalami penurunan harga jual hingga tahun 2023.

Untuk itu, emiten perkebunan sawit seperti LSIP diharapkan untuk melakukan peremajaan tanaman. Hal itu supaya menghindari kesulitan pertumbuhan produksi karena umur tanaman yang sudah tua, rata-rata kisaran 18 tahun.

Yosua bilang, guna meningkatkan margin pada paruh kedua tahun ini, maka kenaikan harga jual CPO menjadi penting. Hanya saja, harga pupuk yang tinggi bisa saja membayangi kinerja LSIP sehingga beban jadi meningkat.

Baca Juga: Kinerja London Sumatra (LSIP) Diramal Lebih Baik Sepanjang Semester Kedua

Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mencermati, volume penjualan LSIP akan lebih tinggi pada semester kedua. Hal tersebut karena adanya peningkatan produksi selama musim panen yang biasanya dimulai pada kuartal III-2022.

Dari sisi Average Selling Price (ASP) atau rerata harga jual Crude Palm Oil domestik pun diperkirakan akan membaik seiring dengan normalisasi persediaan CPO domestik yang jatuh tempo . Selain itu, aktivitas ekspor CPO lebih tinggi di semester II-2022.

"Kami melihat pendapatan yang lebih baik akan dicapai LSIP pada semester kedua," tulis Juan dalam risetnya, (17/8).

Juan mempertahankan rekomendasi trading buy saham LSIP dengan target sebesar Rp 1.370. Sedangkan, Yosua menyarankan beli saham LSIP dengan target harga Rp 1.230.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×