kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Analis proyeksikan dalam jangka panjang harga batubara cenderung turun


Senin, 14 Januari 2019 / 18:44 WIB
Analis proyeksikan dalam jangka panjang harga batubara cenderung turun


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2019, harga batubara rupanya akan sulit menyentuh level US$ 100 per metrik ton. Hal ini karena pelambatan ekonomi China.
Mengutip Bloomberg, harga batubara di bursa ICE Newscastle untuk kontrak teraktif Maret 2019, Senin (14/1) masih tercatat dibawah level US$ 100 per metrik ton.

Terakhir, harga batubara (11/1) berada di level US$ 97,35 per metrik ton atau naik 0,15% dibanding kemarin di level US$ 97,20 per metrik ton. Sedangan dalam sepekan, harga batubara turun 0,91%.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, terkoreksinya harga batubara tak lepas dari pelambatan ekonomi global yang menekan harga komoditas ini sejak Agustus 2018 lalu.

“Seperti yang diketahui pasar, pelambatan ekonomi global terjadi karena Pemerintah China mengumumkan pelambatan pertumbuhan ekonominya. Dari yang diperkirakan 6,6% menjadi 6% sampai 6,5%,” ucapnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/1).

Indikasi tersebut membuat pasar pun khawatir karena pelambatan ekonomi di China akan berdampak ke negara-negara lain. Kondisi suram ini yang membuat harga komoditas termasuk batubara terus terkoreksi. Deddy menambahkan, China juga merupakan impor batubara terbesar selain India.

“Dan 72% listrik yang digunakan China dari tenaga batubara. Sehingga, apa pun yang terjadi dengan China akan berdampak pada harga komoditas,” tandasnya.

Selain pelambatan pertumbuhan ekonomi China, perang dagang Amerika Serikat dan China juga belum ada titik terangnya. Deddy menilai bahwa ketidakpastian dari perang dagang pun tidak disukai oleh pasar. Sehingga investor merasa enggan untuk masuk ke pasar batubara.

Jikalau ada titik terang dari negosiasi perang dagang AS dan China, setidaknya Deddy melihat ada hal positif untuk harga komoditas bangkit. Ia pun memperkirakan besok harga batubara masih sulit menembus level US$ 100 per metrik ton.

Secara teknikal, harga batubara masih dibawah garis Moving Average (MA) 50,100 dan 200. Ini mengindikasi dalam jangka waktu panjang harga batubara berlanjut melemah. Sama halnya dengan indikator stochastic yang berada di titik oversold atau titik jenuh. Indikator RSI juga berada di area 32 atau mengindikasi pelemahan. Serta indikator MACD yang berada di area negatif.

Untuk besok, harga batubara diproyeksi berada di rentang US$ 97,90 sampai US$ 96,80. Sedangkan dalam sepekan, Deddy memperkirakan harga batubara US$ 98,30 sampai US$ 96,90 per metrik ton.

Ia pun merekomendasikan sell. “Harga batubara besok masih ada kenaikan tetapi terbatas. Karena butuh katalis positif untuk menaikkan harga batubara,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×