kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.519   -36,00   -0,22%
  • IDX 7.059   79,06   1,13%
  • KOMPAS100 1.024   12,18   1,20%
  • LQ45 798   11,34   1,44%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

Analis: Potensi rupiah menguat masih terbuka


Kamis, 10 September 2015 / 11:17 WIB
Analis: Potensi rupiah menguat masih terbuka


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pagi ini, Kamis (10/9) rupiah kembali ambruk pasca naik Rabu (9/9). Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah tembus ke Rp 14.316 per dollar AS atau melemah 0,39% dari sebelumnya Rp 14.262 per dollar AS.

Mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nasib rupiah juga serupa. Mata uang garuda berada di level Rp 14.322 per dollar AS atau melemah 0,55% dari sebelumnya Rp 14.244 per dollar AS.

"Laju rupiah kembali bergerak melemah terhadap dollar AS, penguatan pada hari sebelumnya, Rabu ( 9/9) hanya bersifat teknikal," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dikutip dari Antara.

Reza mengemukakan bahwa paket kebijakan tahap pertama yang dikeluarkan pemerintah pada Rabu ( 9/9) dalam rangka mendorong daya saing industri nasional, mempercepat proyek strategis nasional, serta meningkatkan investasi di sektor properti diharapkan mampu menghadapi tantangan pelemahan perekonomian global.

"Saat ini pelaku pasar sedang mengkaji berbagai langkah pemerintah, diharapkan direspon positif pasar sehingga dapat menopang mata uang rupiah," katanya.

Di sisi lain, lanjut Reza, adanya harapan dari pemerintahan Tiongkok yang juga akan mengeluarkan stimulus dalam mendorong perekonomiannya dapat meredakan gejolak pasar keuangan di kawasan Asia.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa potensi rupiah untuk kembali bergerak menguat masih terbuka menyusul tergerusnya prospek kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed pada September, mengingat belum cukup kuatnya perekonomian Amerika Serikat.

"Data ekonomi Amerika Serikat masih bervariasi, di sisi lain bursa saham AS juga masih bergejolak, itu menandakan belum stabilnya perekonomian di sana," katanya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia yang juga merencanakan untuk membolehkan warga negara asing membuka rekening dollar AS di Indonesia diharapkan dapat menjaga persediaan valas di dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×