Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Japfa Comfeed Indonesa Tbk (JPFA) tahun ini diproyeksi akan terganggu sejumlah hal. Diantaranya harga jagung dan persaingan industri poultry lainnya. Namun, menjelang Pemilihan Umum Presiden, kinerja emiten peternakan ini diprediksi akan meningkat.
Analis Danareksa Sekuritas, Victor Stefano memperkirakan kinerja laba JPFA akan datar bahkan diproyeksi turun. Dia mengungkapkan bahwa harga jagung yang naik dan harga ayam broiler yang diperkirakan turun akan menggerus kinerja JPFA.
“Harga pakan naik dan harga jagung juga naik. Itu pengaruhi marjin. Kalau dilihat biaya pakan broiler dan DOC tinggi. Diperkirakan laba turun 2% dan pendapatan naik sekitar 8%,” ucap Victor kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).
Menurut Victor yang mampu menggerek kinerja JPFA yaitu saat penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) nanti. Victor mengatakan, konsumsi meningkat dan hal ini mampu menolong harga jual. Nah, setelah Pemilu, emiten tinggal menunggu kebijakan Kementerian Pertanian.
“Apakah kebijakan diganti atau tidak. Karena saat ini kebijakan impor jagung sudah ketat tetapi harga masih tinggi,” sebut Victor lagi.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Michael Wilson Setjoadi juga mengatakan, jelang Pemilu memang akan menaikkan tingkat konsumsi masyarakat. Dengam begitu, konsumsi produk JPFA juga akan naik sehingga volume penjualan juga ikut tergerek. Hanya saja, Michael mencatat bahwa persaingan industri poultry tak mampu dihindari.
"Jelang Pemilu nanti pemerintah gencar memberi program sosial untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Nah, subsidi yang diberikan akan tinggi dan ini berpengaruh ke harga broiler yang tinggi. Otomatis kinerja JPFA ikut tertolong. Tetapi ingat, akan ada persaingan dari Charoen Pokphand Jaya dan PT Berdikari," bebernya.
Kendati demikian, Michael meyakini kinerja JPFA masih akan tumbuh 17% tahun ini. Dia pun merekomendasikan beli saham JPFA dengan harga Rp 3.500 per saham. Senada, Victor juga merekomendasikan beli saham dengan target Rp 2.950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News