Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Valuasi rupiah kian loyo di hadapan the greenback. Terpaan katalis negatif dari eksternal dan minimnya pelindung dari faktor domestik menyulitkan posisi mata uang Garuda.
Di pasar spot, Kamis (3/9) posisi rupiah menukik 0,24% terhadap USD ke level Rp 14.170 dibanding hari sebelumnya. Sejalan, nilai rupiah di kurs tengah Bank Indonesia juga merosot 0,23% di level Rp 14.160.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk mengatakan alasan utama di balik pelemahan rupiah jelas karena faktor eksternal terutama dari Negeri Paman Sam. Fokus pasar akan langkah The Fed mengenai kebijakan suku bunganya adalah sorotan utama saat ini. "Tidak heran Indonesia sulit unggul, karena memang USD sedang prima," kata Reny.
Keadaan akan semakin buruk bagi rupiah terutama jika data ekonomi AS yang siap rilis di akhir pekan ini membaik sesuai prediksi. Data tersebut mulai dari non-farm payroll versi pemerintah, tingkat pengangguran bulanan serta angka pengangguran mingguan.
Menurut Reny, semakin dekat pada pertemuan FOMC yang membahas kebijakan kenaikan The Fed rate pada Rabu (16/9) dan Kamis (17/9), maka posisi USD semakin diuntungkan. Pelaku pasar akan berlindung kepada the greenback.
Ditambahkan oleh Reny , minimnya data domestik yang bisa menyokong menjadikan rupiah kian tidak bergigi. Sebut saja cadangan devisa yang terus tergerus dan inflasi yang masih naik. "Pelemahan ini wajar karena tekanan bagi rupiah cukup besar," kata Reny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News