kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis Menilai, Nilai Indeks Besok Tertekan Karena Profit Taking


Senin, 04 Agustus 2008 / 19:55 WIB


Reporter: Diade Riva Nugrahani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Analis menilai hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang tertekan. Sore ini (4/8), indeks ditutup di 2.227,68, atau terkoreksi 21,07 poin alias 0,94% dibanding hari sebelumnya.

Analis Trimegah Securities, T. Heldy Arifin, menilai indeks besok akan cenderung tertekan. Penyebabnya, "Posisi saham-saham unggulan yang menjadi penopang indeks rawan terkoreksi karena investor melakukan aksi profit taking," tandas Heldy. Maklum, harga komoditi sudah mulai masuk masa konsolidasi. Alhasil, investor melihat kini sudah saatnya untuk merealisasikan keuntungan.

Selain itu, indeks juga masih mengalami tekanan akibat pengaruh melemahnya kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS). Wakil Kepala Riset dan Analisis Valbury Asia Futures, Nico Omer Jockenhere menilai pergerakan IHSG hari ini akan sangat tergantung dengan pergerakan indeks Dow Jones.

Nico juga melihat investor masih menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur BI mengenai tingkat suku bunga yang akan diumumkan hari ini. Pasar sendiri mengekspektasi suku bunga acuan alias BI rate bakal naik sebesar 25 basis poin.

Sementara, Heldy bilang, kenaikan BI rate bisa memberikan sentimen positif bagi saham-saham perbankan. Dus, saham-saham perbankan bisa menghambat pelemahan IHSG. Analis berpendapat sekarang adalah waktu yang tepat bagi investor untuk kembali masuk membeli saham. Berdasarkan perhitungan para analis, indeks besok bakal bergerak di kisaran 2.170 sampai 2.250.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU

[X]
×