Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu merger PT Indosat Tbk (ISAT) membuat pergerakan saham ISAT naik cukup tinggi. Pada penutupan perdagangan bursa Senin (22/10) saham ISAT naik 5,97% atau setara 160 poin ke level harga Rp 2.840.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai jika isu merger datang bukan dari manajemen, ini harus di waspadai oleh investor. "Jika hanya untuk trading bukan investasi atau menabung saham silakan saja, karena secara fundamental jika melihat kinerjanya masih lebih bagus TLKM dan EXCL dibandingkan ISAT," kata Achmad, Senin (22/10).
Menurutnya, bisnis perusahaan seluler masih prospektif meski klo melihat average revenue per user (ARPU) cenderung flat dan data yield pertumbuhannya masih kurang maksimal seiring masih banyak penjualan staterpack perdana baru yang dibundling dengan kuota ataupun bundling kuota dengan merk smartphone tertentu.
Achmad Yaki merekomendasikan sell on strength untuk saham ISAT dengan target harga Rp 3.000-Rp 3.150.
Sementara itu, Mino, analis Indo Premier Sekuritas mengatakan jika isu tersebut memiliki dampak yang sejauh ini positif, dimana sudah tiga hari terakhir saham ISAT naik. "Tapi kalau ternyata tidak benar ya kemungkinan sahamnya akan kembali turun," kata Mino, Senin (22/10).
Menurutnya, saat ini kondisi bisnis seluler masih seputar persaingan harga produk yang ditawarkan, terutama untuk saat ini paket data. Beberapa sentimen yang menghambat kinerja emiten yaitu kondisi pasca registrasi kartu prabayar yang belum sepenuhnya pulih setelah mengalami penurunan jumlah pelanggan seluler.
Sementara, sentimen yang akan mendorong bisnis seluler adalah pelanggan seluler yang cenderung akan lebih loyal ke depanya karena tidak mudah untuk berganti simcard. "Kalau untuk masuk saham ISAT sekarang agak riskan, karena belum ada kepastian aksi merger itu benar-benar terjadi atau tidak," kata Mino.
Mino merekomendasikan sell on strength saham ISAT dengan target harga Rp 3.240.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News