Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pada semester I-2017, ROTI hanya mencatatkan pendapatan Rp 1,2 triliun atau turun 1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski kinerjanya stagnan, saham PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) dinilai masih layak dikoleksi.
Analis Samuel Sekuritas Marlene Tanumihardja mengatakan, pencapaian tersebut di bawah ekpektasinya. Menurutnya, penurunan penjualan ini disebabkan daya beli masyarakat yang juga berdampak pada sektor konsumsi keseluruhan.
"Efek boikot dan datangnya momentum bulan puasa turut menekan volume penjualan," kata Marlene dalam riset, Rabu (2/8).
Laba bersih ROTI juga terjun bebas. Pada semester I-2017, keuntungan perusahaan hanya Rp 46 miliar, turun 64% dibandingkan tahun lalu yang tercatat Rp 129 miliar.
Marlene menilai, penurunan laba bersih tersebut didorong turunnya level penjualan. Di samping itu juga terjadi kenaikan beban operasional lantaran kenaikan retur dan beban gaji karyawan. Selain itu ada beban dari kenaikan jumlah produk baru yang bakal diluncurkan tahun ini ditambah dengan perluasan jaringan distribusi.
"Kami berpandangan bahwa kenaikan beban tersebut bersifat "one time" dan akan lebih stabil pada kuartal berikutnya," ujar Marlene.
Menurut Marlene, tantangan untuk ROTI saat ini lebih kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tidak sesuai estimasi, sehingga daya beli masyarakat belum dapat pulih.
Meski kinerjanya tak memuaskan, Marlene masih merekomendasikan beli saham ini dengan target harga Rp 1.459 per saham. Sebelumnya, ia memasang target harga Rp 2.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News