kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Kondisi pasar modal masih kondusif, investor bisa buy on weakness


Rabu, 22 Mei 2019 / 19:47 WIB
Analis: Kondisi pasar modal masih kondusif, investor bisa buy on weakness


Reporter: Yoliawan H | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (22/5) terkoreksi 0,20% ke level 5.939, setelah sebelumnya di pekan ini terus menguat dua hari berturut-turut. Kendati demikian iklim pasar modal Indonesia masih sangat kondusif. Pasalnya tercatat investor asing masih membukukan beli bersih sebesar Rp 702,93 miliar.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan, saat ini di tengah gonjang-ganjing politik dalam negeri, pasar modal Indonesia masih sangat kondusif. Pelemahan yang terjadi juga tidak terlalu dalam karena memang faktor utamanya masih digerakkan oleh sentimen global.

“Ini justru bisa dimanfaatkan untuk buy on weakness. Terlebih Amerika Serikat (AS) yang menunda rencana perang dagang dengan Huawei,” ujar Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (22/5).

Selain itu secara jangka panjang, menurutnya rencana pemerintahan baru untuk kembali memaksimalkan sektor infrastruktur akan memberikan angin segar untuk keseluruhan sektor bisnis secara umum. Adapun pemerintah Indonesia pada periode 2019 sampai 2024 berencana menyiapkan dana hingga US$ 421 juta untuk infrastruktur.

Hans menambahkan, sektor konstruksi akan terdorong karena banyak proyek yang menguntungkan konstruksi. Selain itu sektor infrastruktur juga semakin membaik.

“Jika infrastruktur meningkat maka secara keseluruhan sektor akan membaik. Seperti jika adanya penambahan infrastruktur jalan maka biaya logistik akan murah sehingga konsumer dan industri akan membaik,” ujar Hans.

Beberapa saham yang bisa diperhatikan dalam jangka panjang menurut Hans adalah JSMR, TLKM, WIKA, PTPP, UNVR, BMRI dan BBNI.

Managing Director Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su mengatakan, di kondisi saat ini ia menyarankan untuk tetap memilih saham defensif seperti saham-saham konsumer dan bank besar.

Menurutnya, untuk memprediksi sektor yang akan dominan di periode pemerintahan 2019 hingga 2014 akan sulit karena faktor global dan makro akan berperan sebagai penggerak. “Lebih ke consumer related seperti GGRM, HMSP dan BBCA.

Chris Apriliony, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas justru menilai beberapa saham masih menunjukkan fundamental yang baik dan dapat bertaham di tengah pelemahan IHSG. Isu pertumbuhan anorganik menjadi faktor. Ia masih merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi adalah WOOD, MNCN dan EXCL.

Thendra Crisnanda, Kepala Riset MNC Sekuritas mengatakan, saham-saham yang akan berpotensi di tahun 2019-2024 adalah saham yang berkaitan dan sejalan dengan program pemerintah yang akan diuntungkan dengan kebijakan-kebijakan ke depan.

“Kami mencermati bahwa sektor telekomunikasi, CPO dan terkait syariah akan menarik ke depannya,” ujar Thendra.

Menurutnya, seiring dengan perkembangan SDM yang menjadi fokus pemerintah, konektivitas internet menjadi salah satu fokus utama dimana dapat menguntungkan beberapa saham seperti TLKM, EXCL, TOWR dan MDTL. 

Sedangkan untuk sektor CPO, dengan adanya rencana peningkatan dari B20 menjadi B100 maka LSIP, AALI dan TBLA akan terdorong.

Perbankan syariah diprediksi akan sejalan dengan program dari calon wakil presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin. Saham BRIS diprediksi akan dapat kesempatan yang lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×