kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis kompak rekomendasikan beli saham Summarecon Agung (SMRA), simak ulasannya


Kamis, 28 Oktober 2021 / 07:15 WIB
Analis kompak rekomendasikan beli saham Summarecon Agung (SMRA), simak ulasannya


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) catatkan perolehan marketing sales yang solid, yakni sebesar Rp 570 miliar pada periode Juli-September 2021. Alhasil, perolehan tersebut membawa marketing sales SMRA mencapai Rp 3,4 triliun untuk periode Januari-September 2021.

Hasil tersebut mengalami kenaikan hingga 69,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,01 triliun. Adapun, perolehan tersebut juga mengantarkan SMRA membukukan 86% dari target marketing sales 2021 yang sebesar Rp 4 triliun.

Analis Samuel Sekuritas Olivia Laura mengatakan, perolehan SMRA memang pencapaian yang bagus mengingat perolehan marketing sales emiten properti lainnya juga sudah lebih dari 75% di kuartal III-2021. Hal ini menunjukkan industri properti yang tengah berada dalam tren positif setelah tertekan pada tahun lalu. 

“Tingginya marketing sales SMRA dipengaruhi juga oleh daya beli masyarakat yang meningkat di tahun ini. Kami yakin SMRA mampu melewati target marketing sales-nya tahun ini, dengan pertumbuhan mencapai +36% yoy,” kata Olivia kepada Kontan.co.id, Rabu (27/30).

Baca Juga: NH Korindo Sekuritas rekomendasikan beli saham SIDO, ini alasannya

Terlebih, faktor adanya relaksasi PPN properti hingga akhir tahun nanti turut membantu SMRA mencapai target marketing sales tersebut. Olivia juga bilang, guna memanfaatkan momentum tersebut, SMRA ke depan akan berfokus pada penjualan produk seharga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar yang mendapatkan relaksasi tersebut.

Di satu sisi, menurutnya, dengan SMRA yang baru saja meluncurkan produk baru di Bogor juga akan menjadi faktor penjualannya pada sisa tahun ini. Rumah tapak terbukti menjadi segmen yang menopang penjualan SMRA pada tahun ini.

Tercatat, sekitar 60% realisasi marketing sales pada tahun ini berasal dari kontribusi rumah tapak.

Analis CGS-CIMB Sekuritas Aurelia Barus dalam risetnya menambahkan, SMRA akan meluncurkan dua cluster (Pinewood dan Rosewood) di Summarecon Bogor pada akhir Oktober ini. Akan ada 148 unit rumah pada cluster Rosewood dengan harga mulai dari Rp 3,1 miliar per unit dan 258 unit rumah pada cluster Pinewood dengan harga mulai dari Rp 1,5 miliar per unit.

Baca Juga: Harga nikel kembali solid, simak rekomendasi saham Aneka Tambang (ANTM)

“Saat kami melakukan kunjungan ke unit tersebut pada awal bulan, jumlah pengunjung lain cukup ramai. Dengan ramainya kunjungan tersebut, peluncuran produk baru ini seharusnya akan punya take-up rate yang bagus, apalagi projek pertamanya pada tahun lalu bisa sold out hanya dalam hitungan jam,” tulis Aurelia dalam risetnya pada 12 Oktober.

Sementara untuk tahun depan, salah satu sentimen yang dapat mendukung kinerja SMRA adalah jika pemerintah memutuskan untuk memperpanjang relaksasi PPN properti. Tapi, jika ternyata tidak diperpanjang, Olivia meyakini SMRA masih akan mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan. 

 

“Karena masih ada insentif dari BI berupa DP 0% untuk KPR sampai akhir tahun 2022 yang bisa meningkatkan marketing sales tahun depan, terlebih untuk segmen pembelian secara KPR. Apalagi, dengan melandainya kasus Covid-19 dan pemulihan ekonomi akan bawa dampak positif juga di segmen properti,” imbuh Olivia.

Senada, Aurelia juga melihat prospek penjualan SMRA pada tahun depan masih akan cukup menjanjikan. Ia memproyeksikan pendapatan SMRA pada tahun ini akan mencapai Rp 5,38 triliun dengan laba bersih Rp 338,4 miliar. Sedangkan untuk tahun depan akan mengantongi pendapatan Rp 6,07 triliun dengan laba bersih Rp 376,2 miliar.

Aurelia pun merekomendasikan untuk beli SMRA dengan target harga Rp 1.250 per saham. Sementara Olivia juga merekomendasikan untuk beli saham SMRA dengan target harga Rp 1.200 per saham.

“Saat ini SMRA diperdagangkan di kisaran 1,8 kali PBV, sementara target harga tersebut ada diskon 65% terhadap NAV, dengan valuasi di 2.5 kali PBV. Jadi masih ada potensial upside cukup banyak untuk SMRA,” tutupnya.

Selanjutnya: Catatkan kinerja solid hingga kuartal III-2021, berikut rekomendasi saham BBNI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×