Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di tahun 2021 diprediksi akan ditopang oleh segmen distribusi. Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian mengatakan, segmen distribsi menyumbang 34% dari total pendapatan KLBF.
“Kami berharap target ini dapat dicapai melalui peningkatan penjualan di semua segmen, dan margin yang relatif stabil secara keseluruhan,” kata Robert.
Robert meyakini bahwa pendapatan kesehatan konsumen aman meningkat 6% secara tahunan menjadi Rp 3,8 triliun di tahun 2021. Hal ini menurutnya sejalan dengan pedoman dari manajemen sebanyak 5%-7%.
“Kami yakin ini akan dapat dicapai karena segmen kesehatan konsumen adalah penerima manfaat dari pemulihan ekonomi dan peningkatan kesadaran kesehatan, akibat Covid-19,” ujar Robert.
Robert juga melihat sektor farmasi dari KLBF akan membukukan kenaikan pendapatan sampai 4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 5,2 triliun di tahun 2021. Ia berharap peningkatan volume pasien rumah sakit pada tahun 2021 akan membantu pemulihan segmen farmasi.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) menebar dividen Rp 28 per saham, catat jadwalnya
Tantangan dari segmen farmasi menurut Robert adalah meningkatnya kontribusi produk generik tidak bermerek dari tender BPJS karena kategori ini menghasilkan margin yang lebih rendah. Oleh karena itu, KLBF berupaya untuk meningkatkan produk khusus untuk menstabilkan tekanan margin kotor dari produk tidak bermerek.
Saat ini kontribusi produk khusus mencapai 13%-15% dari penjualan farmasi atau sekitar 3% terhadap total pendapatan. Dalam 3 tahun-5 tahun ke depan, perseroan mengincar kontribusi 15%-20% dari produk khusus.
Di tahun 2021, Robert melihat permintaan produk terjangkau yang dikeluarkan oleh KLBF akan terus berkembang, seiring dengan penurunan konsumen dari pedagang umum ke mini market.
Secara keseluruhan, ia melihat bahwa pendapatan dari segmen nutrisi akan tumbuh sebanyak 5% secara yoy menjadi Rp 7,1 triliun di tahun 2021. Walaupun ia melihat adanya tantangan dari segmen ini yang berdampak pada profit KLBF.
Robert memperkirakan, untuk segmen distribusi dan logistik KLBF akan naik 7% secara yoy menjadi Rp 8,3 triliun di tahun 2021. Hal ini menurutnya karena katalis di segmen ini adalah meningkatkan traffic pelanggan ke pusat perbelanjaan dan mall. Ia juga melihat bahwa ini akan menguntungkan beberapa toko retail farmasi seperti Guardian, Century, dan Watsons.
KLBF dinilai menargetkan sebanyak dua juta dosis vaksin Genexine untuk gelombang pertama, dengan biaya per satu dosis dipatok US$ 10. Kontribusi dari vaksin ini dinilai akan menyentuh Rp 290 miliar atau 1,2% dari perkiraan pendapatan di tahun 2021.
Menurut analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati dalam risetnya yang dirilis pada 5 Maret 2021, apabila vaksinnya mendapat emergency use authorization (EUA), ini dapat menjadi sentimen positif bagi penjualan vaksin yang diproduksi KLBF nantinya.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) berencana revisi target kinerja pada tahun 2021, ini alasannya
Robert melihat KLBF tahun ini bisa mencatat pertumbuhan pendapatan 5,61% menjadi Rp 24,41 triliun dari Rp 23,11 triliun di tahun 2020. Selain itu laba bersih diperkirakan akan naik 5,09% di tahun 2021, menjadi Rp 2,87 triliun.
Sementara itu, Ike memperkirakan KLBF akan membukukan pendapatan Rp 24,4 triliun tidak jauh berbeda dengan apa yang diprediksi Robert, dengan mayoritas pendapatan KLBF dinilai akan dikontribusikan dari segmen distribusi dan logistik.
Ike juga melihat penjualan domestik KLBF saat ini 94,8%,lebih tinggi dari penjualan ekspor 5,2%, hal ini menurutnya KLBF akan lebih diuntungkan saat rupiah menguat.
Robert merekomendasikan saham KLBF beli dengan target harga Rp 1.840 per saham.
Sementara itu, Ike merekomendasikan saham KLBF overweight dengan target harga Rp 1.870 per saham.
Selanjutnya: Kinerja diprediksi membaik, simak rekomendasi saham Kalbe Farma (KLBF)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News