Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis menilai indeks saham baru yang akan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni IDX80 akan memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan LQ45. Terlebih dengan adanya pembobotan free float atau peredaran saham di publik yang membuat likuiditas saham jadi hitungan.
Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan LQ45 dan IDX80 menjadikan free float sebagai acuan. Artinya harus lebih likuid secara pergerakan saham. “Ini bagus untuk pasar dan dapat dijadikan referensi tambahan,” ujar Hans kepada Kontan.co.id, Jumat (4/1).
Terkait untuk menjadi acuan, menurutnya masih memerlukan proses agar investor melirik indeks IDX80 karena banyak dari mereka yang masih condong kepada indeks lama. “Kelebihannya akan mencerminkan likuiditas saham di pasar dan penggeraknya dari bobot free float,” ujar Hans.
Menurut Hans, penghuni yang pasti masuk tidak akan jauh berbeda dengan LQ45 yakni TLKM, saham perbankan besar dan saham-saham BUMN.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, investor ritel tentu lebih akan melihat dari sisi kinerja keuangan dan prospek bisnis dibandingkan dengan indeks acuan. Terlebih emiten yang memberikan dividen ataupun keuntungan yang besar. “Kalau untuk pengelola dana biasanya free float diperhatikan karena akan mirroring ke pembobotan portofolionya,” ujar Reza.
Reza pun memperkirakan pengisi dari indeks ini tidak akan berbeda jauh dengan LQ45 dan indeks lain yang ada di BEI yang mencerminkan bobot likuiditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News