Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Setelah sempat dibuka melaju, Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia sesi I Senin (4/3) ditutup di zona merah. Pada perdanganan sesi I tadi, IHSG ditutup anjlok sebesar 0,88% ke level Rp 4.769,31.
Para analis memperkirakan, transaksi yang mewarnai IHSG sesi II ini juga akan kembali melemah meskipun terbatas. Analis dari Mega Capital Indonesia Fadlillah Qudsi mengungkapkan, perdagangan IHSG sesi II akan cenderung melemah lantaran pasar regional mendukung pelemahan tersebut.
"Secara fundamental, IHSG melemah karena inflasi tinggi. Setelah sempat memecahkan rekor, indeks kita memang butuh koreksi karena investor melakukan profit taking," kata Fadlilalh kepada KONTAN pada Senin (4/3).
Ia juga menyebut bahwa aksi profit taking yang menghiasi perdagangan IHSG adalah lantaran investor melakukan realisasi atas kenaikan IHSG yang sempat terjadi. Meski ditutup pada zona merah, Fadlillah mengungkapkan, dana asing tetap melakukan net buy meski domestik memilih untuk melakukan net sell.
Fadlillah juga bilang, tidak tertutup kemungkinan pada penutupan transaksi IHSG sesi II sore nanti, IHSG akan kembali menguat meski tipis. Ia memprediksikan, IHSG akan berada pada kirasan level Rp 4.760 untuk support dan Rp 4.800 untuk resisten.
Untuk saham yang berpotensi naik, Fadlillah menyebutkan ada TBIG, ASSA, GGRM, dan MAPI. Sedangkan untuk saham yang kemungkinan tetap melemah didominasi oleh saham sektor perbankan seperti BCA. Ada pula saham TLKM dan BMRI.
Senada dengan Fadlillah, analis teknikal dari Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengungkapkan, perdagangan sesi II IHSG hari ini cenderung melemah lantaran bursa Asia juga turut melemah. Salah satu penyebabnya menurut Alfatih adalah lantaran rencana pengetatan kebijakan China dalam hal properti yang dianggap telah sampai pada level bubble. Padahal, lanjut Alfatih, China merupakan salah satu lokomotof ekonomi Asia.
Tak hanya itu, bursa Amerika Serikat dan Uni Eropa yang juga melemah turut menjadi pendorong pelemahan IHSG Indonesia. Alfatih bahkan memperkirakan indeks bursa Uni Eropa juga akan dibuka melemah pada perdagangan sesi II sore hari nanti.
Alfatih menambahkan, selama satu bulan terakhir IHSG telah naik lebih dari 10% dari level Rp 4.400 naik menjadi level Rp 4.800. Ia mengungkapkan, banyak saham-saham bluechip yang telah melampaui target harga dari yang direncanakan.
Alfatih mencontohkan, saham Telkom telah naik diatas 4% dari target, begitu pula dengan saham BCA yang melampaui target sebesar 7% dari yang direncanakan. Tak hanya itu, saham Semen Cibinong juga telah melampaui target harga.
Untuk sesi II ini, Alfatih memprediksikan IHSG akan berada pada level Rp 4.750, Rp 4.700 dan Rp 4.671 untuk support. Sementara untuk resisten akan berada pada kisaran level Rp 4.800 sampai dengan Rp 4.826. "Untuk saham yang masih positif mengalami kenaikan ada Semen Gresik, Kalbe Farma," tutur Alfatih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News