kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Euro lebih stabil, buy on deep


Kamis, 14 September 2017 / 15:46 WIB
Analis: Euro lebih stabil, buy on deep


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Pegerakan valas beberapa waktu belakangan dipengaruhi banyak ketidakpastian. Salah satunya, ketegangan geopolitik. Dengan kondisi seperti ini, investor dinilai harus lebih jeli mengambil peluang trading.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaff menyebut, ketidakpastian kerap datang dari berbagai hal. Seperti kondisi politik yang memanas, gonjang-ganjing ekonomi, dan rilis data yang ternyata tidak sesuai ekspestasi.

Menurut Alwi, sejatinya dalam setiap ketidakpastian banyak peluang-peluang yang dapat diambil trader untuk mendapat keuntungan. "Trader dapat menganalisa baik secara fundamental dan teknikal supaya dapat mengetahui kapan peluang tersebut datang. Dengan begitu, maka trader dapat mengambil untung secara maksimal," paparnya, Kamis (14/9).

Alwi memberi contoh, misalnya menjelang FOMC Meeting Minutes mendatang, masalah rendahnya tingkat inflasi dan ketidakpastian kenaikan suku bunga acuan dapat menjadi trigger untuk adanya aksi profit taking. “Ini bisa dimanfaatkan,” imbuhnya.

Kemudian, sentimen yang membebani seperti ketegangan geopolitik dapat memunculkan banyak peluang. Imbas dari kejadian seperti ini, tentu akan terlihat pasar berbondong-bondong beralih ke safe haven seperti emas dan yen Jepang.

“Ketika masalah geopolitik kembali mencuat, di situ ada peluang bagi trader untuk memburu safe haven. Kemudian, saat yen sudah mulai overbougth, ada aksi profit taking,” papar Alwi.

Namun, Alwi menilai safe haven tetap terlihat kurang menarik, karena acap kali muncul tiba-tiba dan hilang tiba-tiba setelah konflik mereda. “Untuk yen Jepang memang harus selalu dipantau,” imbuhny.

Selain itu, isu soal pengurangan stimulus yang digaungkan Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi juga memengaruhi pergerakan valas. Namun, menurut Alwi, pengurangan stimulus yang rencananya akan dilaksanakan pada Oktober 2017 nanti merupakan katalis positif.

“Ini menarik karena mata uang euro bisa bergerak naik lagi dibandingkan dollar AS. Meski beberapa pejabat The Fed masih yakin dengan adanya kenaikan suku bunga, tetapi semakin hari probabilitasnya semakin turun,” jelas Alwi.

Alwi memprediksi, hingga terlaksananya tapering off oleh ECB, euro dapat terus bergerak menguat versus dollar hingga level 1,2030-1,2090. Ia  merekomendasikan buy on deep untuk euro di kisaran 1,1770-1,1820.

“Untuk long term, euro menarik karena grafiknya stabil dan konsisten,” tandas Alwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×