CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Analis: Emiten rokok masih prospektif, properti dan infrastruktur jadi alternatif


Rabu, 18 September 2019 / 17:53 WIB
Analis: Emiten rokok masih prospektif, properti dan infrastruktur jadi alternatif
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun sejumlah analis menyarankan investor untuk mengurangi bobot investasi (underweight) saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM), namun analis Bina Artha Sekuritas Muhammad Nafan Aji masih merekomendasikan untuk mengakumulasikan saham GGRM dengan akumulasi buy dan hold pada saham HMSP.

Adanya sentimen kenaikan tarif cukai rokok menjadi 23% pada Januari 2020 mendatang menurut Nafan hanyalah sentimen temporer meskipun sempat memukul dalam harga saham dua emiten rokok besar tersebut.

Menurut Nafan, inovasi yang terus dilakukan dua emiten rokok ini masih menjadi alasan mengapa mengakumulasikan saham HMSP dan GGRM masih menjadi pilihan yang menarik bagi investor disamping besarnya kapitalisasi market HMSP dan GGRM.

Baca Juga: Cukai rokok bakal naik, RHB Sekuritas Indonesia coret saham HMSP dari Top 10 Picks

Namun Nafan tidak menampik bahwa di sektor properti dan infrastruktur juga menjanjikan peluang yang cukup menarik bagi investor. Properti misalnya, yang terdampak oleh sentimen penurunan suku bunga.

“Sektor properti kinerja pada masing-masing emiten misalnya SMRA, BSDE, CTRA sudah menunjukkan tanda tanda yang positif. Dan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dan daya beli terhadap sektor properti tersebut. Di sisi lain secara strategis memang wilayah tersebut menarik minat para pelaku konsumer," kata Nafan Rabu (18/9). 

Belum lagi didukung oleh situasi BI sudah menurunkan BI rate, ini merupakan implikasi positif dari berakhirnya rezim suku bunga tinggi global. Jadi, Nafan menilai dengan kondisi demikan prospek ke depan juga akan mendukung peningkatan kinerja dari marketing sales emiten emiten properti tersebut.

Head of Research Infovesta Wawan Hendrayana juga bilang, tiap tahunnya cukai rokok naik dan tidak membuat prospek emiten-emiten rokok menjadi melempem. 

Wawan juga mengemukakan meskipun terdapat kenaikan cukai, pertumbuhan penjualan rokok masih cukup subur.

“Sebenarnya kenaikan cukai rokok tidak terjadi tahun ini saja, tahun-tahun sebelumnya juga sudah terjadi dan yang ada justru sampai dengan saat ini penjualan dari perusahan rokok ini trennya meningkat terus. Walaupun ada peningkatan harga biasanya ini yang terjadi para perokok yang beradaptasi. Saya melihat ini justru kesempatan untuk masuk bagi investor yang bersifat longterm. Justru saya melihat untuk GGRM dan HMSP untuk longterm masuk sekarang.” tutur Wawan.

Baca Juga: Cukai Rokok Naik, Ini Revisi Rekomendasi dan Target Harga Saham GGRM dan HMSP

Selain GGRM dan HMSP yang cocok bagi investasi jangka panjang, Wawan juga menyarankan investor yang hendak melakukan investasi jangka panjang dengan kisaran 3-5 tahun juga dapat melirik saham–saham emiten sektor properti. 

Selain penurunan suku bunga, adanya sentimen pemindahan ibukota menurut Wawan akan membawa peluang bagi emiten-emiten properti pasalnya pembangunan akan banyak di lakukan tidak hanya di Ibu Kota baru namun juga di kota-kota penunjang ibu kota baru. Emiten yang memiliki landbank di Kalimantan seperti BSDE dan CTRA diharapkan dapat mendapatkan keuntungan dari adanya sentimen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×