Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan jasa konstruksi milik pemerintah yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) gencar melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi perusahaan jalan bebas hambatan atau tol untuk meningkatkan bisnis.
Direktur Utama PT Waskita Karya M.Kholiq mengatakan pihaknya akan mengakuisisi sejumlah tol baru di semester II/2015 ini. " Kami akan mengakuisisi minimal 3 jalan tol di semester 2," katanya kepada KONTAN, Selasa (25/8).
Rencananya, Waskita Karya ingin mengakuisisi minimal 51% -60% saham untuk calon jalan tol tersebut. sayangnya, ia belum dapat membocorkan ruas jalan tol mana saja yang menjadi incaran perusahaan.
Kholiq bilang, alasan perusahaan mencaplok kepemilikan saham pada sejumlah ruas jalan tol karena perusahaan sebagai badan usaha milik negara ingin merealisasikan program toll road lintas Jawa dan Sumatera.
Dana untuk akuisisi tiga ruas jalan tol itu akan berasal dari Penanaman Modal Negara (PNM) yang akan segera dibelanjakan. Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan, WKST memiliki modal sebesar Rp 7,08 triliun per Juni 2015 atau naik 202% dibandingkan posisi modal Rp 2,34 triliun per Juni 2014.
Waskita Karya telah mengakuisisi 9 tol selama semester I /2015 , di antaranya ruas tol Medan -Kualanamu- Tebing Tinggi 35%, Depok -Antasari 25% , Pejagan -Pemalang 100% , Becakayu 60%, Solo-Ngawi 40%, Ngawi - Kertosono 40%, dan Cinere - Serpong 35%, Cimanggis - Cibitung 90% dan Pemalang Batang 60%.
Analis Buana Capital Adeline Solaiman mengatakan strategi Waskita Karya masuk ke bisnis jalan toll road sudah tepat . Hal ini, karena bisnis jalan tol akan mendongkrak bisnis beton precast perusahaan. Apalagi sekitar 70% precast akan digunakan secara internal oleh perusahaan. Dengan banyaknya, proyek jalan tol yang diakuisisi dan dibangun sendiri oleh perusahaan, maka bisnis precast akan cepat berkembang. "Margin precast memang lebih bagus," ujar Adeline.
Selain itu, saat ini kata dia, emiten-emiten konstruksi memang berusaha mendapatkan recurring income atau pendapatan berulang baik dari jalan tol, pembangkit listrik maupun dari bisnis lainnya. Dengan menjadi operator jalan tol, Waskita Karya akan mendapatkan recurring income dari setiap kendaraan roda empat yang melewati jalan tol tersebut.
Hal senada diungkapkan oleh Managing Partner Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adhie Joe.Menurut dia, bisnis jalan toll ini akan menjadi recurring income bagi WSKT. Strategi pendapatan berulang ini dimaksudkan agar perusahaan tetap bisa terus mengais pendapatan jika bisnis utamanya konstruksi sedang lesu. " Sinergi dengan bisnis beton precast bisa terjadi pada beberapa proyek jembatan di jalan tol, tapi tidak semuanya," ujar dia.
Kepala Riset NH Korindo Reza Priyambada mengatakan rencana akuisisi minimal 3 proyek jalan tol oleh WSKT itu akan menaikkan pendapatan perusahaan hingga dua kali lipat. Betapa tidak, pada saat yang sama, Waskita Karya akan meraup pendapatan dari konstruksi jalan tol sekaligus pendapatan sebagai operator jalan tol. "Cukup bagus untuk mendukung kinerja dia, sepanjang dia punya kecukupan dana untuk melakukan akuisisi . Apalagi dia sudah mendapatkan suntikan dana penyertaan modal negara (PNM)," tegasnya.
Meski demikian, Adeline Solaiman memperingatkan WSKT untuk lebih berhati-hati dalam melakukan langkah akuisisi proyek jalan tol .
Hal ini, karena mengakuisisi proyek jalan tol dengan menggunakan mata uang dollar dalam situasi nilai tukar mata uang rupiah yang sedang melemah ini sangat berisiko." Kalau tidak salah ada sebagian yang pakai dollar , ada juga yang pakai rupiah," tegasnya.
Kalaupun, manajemen Waskita Karya sudah melakukan hedging, Adeline ragu, sampai kapan risiko pelemahan rupiah terhadap mata uang dollar itu bisa dilakukan.
Adeline memprediksi, hingga akhir tahun WSKT bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 14,9 triliun dan laba bersih sebesar Rp 801 miliar hingga akhir tahun 2015.Ia menargetkan harga saham WSKT pada kisaran Rp 1950 per lembar . "Kita masih merekomendasikan buy untuk saham WSKT," tegasnya.
Kiswoyo memprediksi pendapatan dan laba bersih WSKT hingga akhir tahun 2015 bisa tumbuh 20% dari pendapatan dan laba bersih perusahaan pada tahun 2014 sebesar Rp 10,287 triliun dan Rp 501 miliar. Ia mematok harga saham WSKT sebesar Rp 2500 per lembar hingga akhir tahun dan merekomendasikan pelaku pasar untuk membeli saham WSKT.
Reza mematok pendapatan WSKT hingga akhir tahun akan berada pada kisaran Rp 11 triliun sampai Rp 11,5 triliun untuk target pesimis. Target pesimis ini mengingat ekspansi perusahaan bisa terhambat di tengah perlambatan ekonomi saat ini.
Menurut dia, WSKT akan membukukan laba bersih dikisaran Rp 700 miliar. Hingga akhir tahun, saham WSKT akan berada di kisaran Rp 1800 per lembar dan Rp 2000 per lembar. Ia merekomendasikan pelaku pasar membeli saham WSKT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News