kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: BI dan pemerintah harus menjaga stabilitas nilai tukar


Kamis, 26 Maret 2020 / 17:38 WIB
Analis: BI dan pemerintah harus menjaga stabilitas nilai tukar
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang rupiah di money changer Ayu Masagung, Jakarta.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah bergerak stabil pada hari ini setelah melemah dua hari lalu. Menurut Analis Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan mengenai pelemahan rupiah yang signifikan pada dua hari lalu Selasa (24/3). Menurutnya, secara umum semua mata uang di dunia melemah terhadap dolar AS yang menjadi safe haven sementara ini.

Namun, saat ini mata uang seperti Australian Dollar (AUD) terhadap USD dan Poundsterling (GBP) terhadap USD terpantau menguat. Sayangnya, kemarin (25/3) rupiah tidak mendapatkan momentum penguatan dikarenakan libur Nyepi.

Baca Juga: Rupiah tembus Rp 16.300 per dolar AS, bagaimana transaksi jual beli valas di bank?

Hanya saja kabar baiknya, per Kamis (26/3) kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 1,18% menjadi Rp 16.305 per dolar AS. Sementara para kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) kurs rupiah ada di level Rp 16.328 per dolar AS, menguat 0,96% dibanding sehari sebelumnya

Menurut Suluh, langkah yang diambil oleh Bank Sentral AS yakni The Federal Reserve (The Fed) akan melakukan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE) tak terbatas menyusul anjloknya surat utang, dan membuat pelaku pasar mulai berhenti mengoleksi dolar.

Dari dalam negeri Bank Indonesia (BI) juga tidak tinggal diam. Salah satunya melakukan operasi pasar dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas asing sekitar Rp 168 triliun yang merupakan langkah stabilisasi pasar sekunder. 

"Pemerintah dan BI seharusnya meminimalisir dampak yang disebabkan Covid-19 ini melalui kebijakan-kebijakan yang tidak umum seperti yang dilakukan The Fed," ujar Suluh kepada Kontan.co.id, Rabu (25/3).

Baca Juga: Walau rupiah melemah terhadap dolar AS, transaksi penukaran valas sepi

Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa sebagai upaya BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank sentral telah mengalokasikan dana hingga Rp 300 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×