Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada penutupan sesi pertama. Analis eTrading Securities, Betrand Reynaldi, menyebut sepanjang sesi pertama, asing masing mencatatkan net sell sebesar Rp 21 miliar.
Analis Indosurya Asset Management, Fridian Warda mengamati bahwa sentimen positif bursa saham regional yang diperoleh dari rilis data indeks manufaktur China, nampaknya belum mampu memberikan tenaga bagi IHSG untuk kembali menguat di sesi pertama.
Pada sesi kedua, Fridian memprediksi, IHSG kemungkinan masih akan bergerak mixed di range sempit pada kisaran support 4.245 dan resistance 4.300.
Dia bilang, potensi IHSG untuk menguat terbatas masih terbuka. Hal ini didukung oleh rilis data inflasi bulanan domestik yang cukup baik (in-line) pada bulan November.
"Hal itu berpotensi untuk mendukung kenaikan sektor-sektor perbankan dan properti," kata Fridian kepada KONTAN, Senin (3/12).
Selain itu, peluang IHSG ke zona hijau pada sesi II juga akibat dukungan indeks futures Dow Jones serta FTSE futures yang saat ini masih bergerak di zona positif. Bursa Eropa juga berpotensi dibuka hijau.
"Potensi IHSG untuk kembali menguat masih cukup besar, mengingat adanya potensi window dressing akhir tahun," tambahnya. Adapun saham-saham pilihan yang dapat dijadikan perhatian investor diantaranya BBRI, BBNI, EXCL, ASII, BWPT, BSDE dan SMGR.
Meski demikian, jika dilihat secara teknikal, terbuka pula kemungkinan pelemahan kinerja indeks pada hari ini mengingat pada akhir pekan lalu IHSG ditutup di bawah level support kuat di 4.296.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News