kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Ada potensi downtrend saham batubara


Rabu, 13 September 2017 / 22:51 WIB
Analis: Ada potensi downtrend saham batubara


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID -  Kementerian ESDM tengah membahas rencana aturan baru terkait patokan harga batubara Domestic Market Obligation (DMO) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N Sommeng mengatakan, rencananya, harga batubara ditetapkan sebesar biaya produksi plus margin 15%-25% agar harga batubara lebih efisien.

Namun, pelaku pasar justru merespon negatif isu ini. Buktinya, beberapa harga saham emiten batu bara pada penutupan perdagangan Rabu (13/9) tercatat mengalami penurunan. Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, turun 17,25% ke harga Rp 10.075 per saham. Saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga turun 8,04% ke harga Rp 1.715 per saham.

Penurunan juga terjadi pada harga saham emiten batu bara lainnya, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) turun 9,17%, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 4,09%, PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 4,80%, PT Indika Energy Tbk (INDY) turun 5,90%, serta PT Petrosea Tbk (PTRO) turun 5,16%.

Analis OSO Sekuritas, Riska Afriani melihat rencana penetapan DMO oleh pemerintah bisa jadi berbuntut panjang. Jika pemerintah bergerak cepat memproses kebijakan ini, dampaknya bisa jadi dirasakan hingga tahun depan. Bisa-bisa, saham sektor pertambangan khususnya batubara turun pamor, hingga investor shifting ke sektor lain.

Dalam waktu dekat, yakni kurun waktu sebulan hingga dua bulan ke depan, Riska melihat ada kemungkinan harga saham emiten batubara berada pada posisi downtrend. Harga saham emiten batu bara menurutnya akan kembali membaik ketika ada stimulus baru yang positif.

“Tapi ketika pemerintah keluarkan kebijakan, biasanya ada stimulus. Karena mereka gak mungkin membuat kebijakan yang rugi,” tutur Riska.

Sementara itu, Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman melihat bahwa konsumsi energi masih bisa diandalkan untuk memicu peforma emiten batubara hingga akhir tahun. Menurutnya, ekomoni India dan Tiongkok yang membaik turut menaikkan konsumsi listrik yang mengandalkan batubara.

Dalam kodisi sekarang, Riska merekomendasikan buy on weakness untuk saham-saham sektor pertambangan batubara. Adapun beberapa saham yang menurutnya masih bisa dikoleksi adalah ADRO dengan rentang harga 1.500-1.700, ITMG dengan kisaran harga 17.500-18.000, PTRO tunggu masuk di level 1.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×