kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anak usaha Intraco Penta mengincar pendapatan Rp 3 triliun


Rabu, 15 Agustus 2018 / 06:50 WIB
Anak usaha Intraco Penta mengincar pendapatan Rp 3 triliun


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) menggenjot penjualan alat berat, terutama melalui anak usahanya, PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS). Hingga Juni 2018, IPPS telah membukukan penjualan Rp 1,4 triliun. Sampai akhir tahun nanti, perusahaan ini menargetkan bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 3 triliun.

Sebagai informasi, saat ini IPPS memberi kontribusi 90% terhadap penjualan induknya. "Penjualan ditargetkan bisa mencapai 650 unit hingga akhir tahun 2018. Kontribusi terbesar berasal dari articulated dump truck (ADT)," ujar George Setiadi, Direktur IPPS, Senin (13/8).

Saat ini, penjualan ADT memberikan kontribusi 30% dari seluruh penjualan IPPS. Selain itu, harga ADT juga lebih tinggi ketimbang dengan produk-produk alat berat yang lain.

Perusahaan ini juga berencana meningkatkan pangsa pasar di sektor infrastruktur. George mengatakan, masih banyak peluang di sektor ini. IPPS juga bakal berinovasi menambah produk, terutama produk rigid dump truck yang pasarnya lebih besar dibandingkan ADT.

"Cara yang lain adalah dengan cara melakukan ekspansi teritori. Kami akan mulai buka cabang di wilayah Jawa," kata George. Mulai Oktober mendatang, perusahaan ini akan memperluas ekspansi penjualan ke Surabaya.

Belum lama ini, INTA juga baru saja menambah alat berat dozer dengan merek Dressta, yang berasal dari Polandia. Merek baru ini menyasar pasar alat berat yang bergerak di bidang pertambangan dan infrastruktur.

Saat ini, INTA memiliki dua anak usaha di bidang keagenan alat berat. Merek Volvo dan SDLG ditangani oleh IPPS. Sementara, penjualan dan layanan alat berat merek Sinotruk, Mahindra, Bobcat, Doosan dan Sany Palfinger melalui PT Intraco Penta Wahana (IPW). Penjualan alat berat INTA mayoritas masih berasal dari perusahaan-perusahaan pertambangan. Perusahaan itu berada di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.

Hingga semester I-2018, INTA mencetak pendapatan Rp 1,53 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu Rp 1 triliun. Tapi sayangnya, INTA masih mencetak rugi Rp 110,16 miliar.

Pada perdagangan kemarin, saham INTA ditutup turun 1,28% menjadi Rp 464 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×