kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Anak usaha INTA raih pinjaman US$ 10 Juta dari IDB


Senin, 10 November 2014 / 17:29 WIB
Anak usaha INTA raih pinjaman US$ 10 Juta dari IDB
ILUSTRASI. Easylink, penyedia layanan pembayaran internasional


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) melalui anak usahanya, PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBF), kembali mendapatkan suntikan dana dari pihak ketiga. Perusahaan yang bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengantongi pembiayaan murabahah senilai US$ 10 juta. 

Kreditur fasilitas ini adalah The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector yang merupakan bagian dari Islamic Development Bank Group. Fasilitas itu telah ditandatangani kedua belah pihak pada Senin (10/11) hari ini. 

Jap Hartono, Direktur Utama IBF  menuturkan, fasilitas pembiayaan ini akan memperkaya sumber pendanaan perusahaan. IBF juga mengklaim pembiayaan dari ICD merupakan fasilitas yang kompetitif guna mennopang kebutuhan investasi maupun modal kerja. 

"Fasilitas pendanaan ini juga akan meningkatkan daya saing Perseroan dalam pembiayaan mata uang dollar Amerika Serikat ke nasabah," kata Jap dalam pernyataan resmi, Senin (10/11). 

Pembiayaan dari ICD merupakan fasilitas keempat yang diperoleh IBF di tahun ini. Sebelumnya, IBF telah meraih pinjaman senilai Rp 100 miliar dari PT Bank Mestika Dharma Tbk. Perjanjian pinjaman ditandatangani kedua belah pihak pada 24 September 2014 lalu. 

Pada 24 Juni 2014, IBF juga meraih pinjaman senilai US$ 10 juta dari PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Pinjaman ini bukan merupakan sumber dana pertama yang diperoleh IBF di tahun ini. 

Pada Januari lalu, IBF juga telah menerbitkan surat utang jangka menengah atau Medium Term Notes (MTN) senilai Rp 300 miliar. IBF memang menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 1,6 triliun di tahun ini.  

Selain dari empat fasilitas ini, IBF sedang dalam proses pencarian dana melalui penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO). IBF berencana melepas 1,67 miliar saham baru atau setara 40% modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Sebanyak 1,4 miliar saham merupakan saham biasa atas nama perseroan. Sedangkan 269,45 juta saham merupakan milik Asia Pacific Opportunity Fund Ltd sebagai pemegang saham IBF. Harga saham perdana bakal ditawarkan pada kisaran Rp 311 - Rp 383 per saham. 

Dengan demikian, IBF berpotensi meraih dana segar sekitar Rp 519,37 miliar-Rp 639,61 miliar. IBF akan mengalokasikan 50% dana hasil IPO untuk modal kerja pembiayaan. IBF sudah menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp 1,1 triliun tahun ini. 

Adapun total pembiayaan yang disalurkan hingga kuartal III-2014 sekitar 80% dari target atau Rp 880 miliar. Sisa dana hasil IPO lainnya akan dialokasikan guna membayar utang usaha kepada grup dan non-grup.

IBF memang mempunyai utang kepada kreditur grup yakni PT Intraco Penta Prima Services sekitar Rp 200 miliar. Pinjaman berdenominasi dollar AS ini dikenakan tingkat bunga 7%. 

Bersamaan dengan IPO, IBF juga menerbitkan program Management and Employee Stock Option Program (MESOP) yakni sebanyak 47,2 juta saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. 

Dalam IPO ini, IBF menunjuk PT BNI Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×