kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Amerika merilis data, rupiah masih rawan jatuh


Kamis, 05 April 2018 / 18:42 WIB
Amerika merilis data, rupiah masih rawan jatuh
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada Kamis (5/4), stagnan dengan kecenderungan melemah. Pelemahan rupiah diperkirakan masih akan terjadi pada perdagangan besok.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,01% di level Rp 13.767 per dollar Amerika Serikat (AS). Di posisi yang sama, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) juga mencatat rupiah melemah 0,05% menjadi Rp 13.767 per dollar AS.

"Rupiah cenderung tertekan terbatas oleh pengawasan BI dan bergerak di range yang tetap seperti kemarin," kata analis Valbury Asia Futures Lukman Leong, Kamis (5/4).

Lukman mencatat, indeks dollar AS juga bergerak mendatar pada awal perdagangan dan menjelang penutupan sedikit menguat. Menurutnya, pergerakan rupiah hari ini yang cenderung terbatas terjadi karena tidak ada data penting dari AS.

Selanjutnya, pergerakan rupiah pada Jumat (6/4) akan dipengaruhi respons pasar terhadap data klaim pengangguran AS, yang akan dirilis Kamis malam.

"Besok pergerakan rupiah akan lebih bergejolak apabila data ketenagakerjaan AS membaik, karena merespon data ADP non-farm employment change AS yang membaik dari prediksi," kata Lukman.

Dengan proyeksi data ketenagakerjaan AS yang positif, maka Lukman memperkirakan, besok, rupiah berpotensi melemah di rentang Rp 13.750-Rp 13.800 per dollar AS.

Pelemahan rupiah juga akan dipengaruhi sentimen domestik, yaitu data inflasi Maret 2018 yang sebesar 0,20%, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya. "Data inflasi yang buruk menekan rupiah, sehingga tidak bisa menguat," kata Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×