kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.667.000   5.000   0,30%
  • USD/IDR 16.356   -76,00   -0,47%
  • IDX 6.631   -111,92   -1,66%
  • KOMPAS100 986   -9,76   -0,98%
  • LQ45 776   -8,60   -1,10%
  • ISSI 203   -1,44   -0,71%
  • IDX30 402   -5,05   -1,24%
  • IDXHIDIV20 481   -9,02   -1,84%
  • IDX80 113   -1,20   -1,05%
  • IDXV30 117   -1,16   -0,98%
  • IDXQ30 133   -2,18   -1,62%

Ambruk 5,16% dalam Sepekan, Cermati Proyeksi IHSG untuk di Awal Pekan Ini


Minggu, 09 Februari 2025 / 19:25 WIB
Ambruk 5,16% dalam Sepekan, Cermati Proyeksi IHSG untuk di Awal Pekan Ini
ILUSTRASI. Suasana main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (23/1/2025). IHSG mengalami penurunan sebesar 5,16%. Sementara itu, dana asing tercatat keluar hampir Rp 3 triliun dari pasar saham dalam periode yang sama.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah pada akhir pekan ini. Setelah sempat anjlok lebih dari 2% di awal perdagangan, IHSG ditutup melemah 1,93% ke level 6.742,58 pada Jumat (7/2).

Dalam sepekan, IHSG mengalami penurunan sebesar 5,16%. Sementara itu, dana asing tercatat keluar hampir Rp 3 triliun dari pasar saham dalam periode yang sama.

Direktur Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, mengungkapkan bahwa pelemahan IHSG pekan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. 

Baca Juga: IHSG Merosot 5,16%, Cek Saham-Saham yang Banyak Ditadah Asing Sepekan Terakhir

Dari sisi global, tekanan berasal dari ketidakpastian perang dagang serta suku bunga Federal Reserve yang diperkirakan tetap tinggi dalam jangka waktu lebih lama.

Di sisi domestik, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia turut menjadi faktor utama. Kinerja emiten perbankan berkapitalisasi besar menunjukkan tanda-tanda perlambatan, yang berpotensi menekan prospek ekonomi pada 2025.

“Hal ini menyebabkan outlook di tahun 2025 cenderung melambat,” ujar Daniel kepada KONTAN, Jumat (7/2).

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menambahkan bahwa faktor internal yang signifikan memengaruhi IHSG pekan lalu adalah data dari Badan Pusat Statistik (BPS). 

Baca Juga: IHSG di Posisi 6.875, Intip Saham-Saham Top Leaders Sebelum Buka Pasar, Jumat (7/2)

Data tersebut menunjukkan Indonesia mengalami deflasi pada Januari, sementara pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) masih di bawah target.

Selain itu, koreksi tajam di saham-saham emiten milik Prajogo Pangestu, seperti Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), dan Petrosea (PTRO), turut membebani pergerakan IHSG.

 

Memasuki awal pekan ini, Senin (10/2), Herditya memperkirakan IHSG berpeluang menguat dengan level support di 6.688 dan resistance di 6.719. 

Faktor yang akan memengaruhi pergerakan IHSG antara lain nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta sikap investor yang menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) dan pidato Gubernur The Fed.

Selanjutnya: Bank-Bank Besar Belum Pangkas Bunga Deposito, Ini Pemicunya

Menarik Dibaca: 10 Makanan yang Sehat bagi Penderita Diabetes agar Tubuh Tidak Lemas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×