Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga komoditas aluminium berpotensi tertekan setelah stok China naik ke level tertinggi sepanjang masa. Menurut peneliti SMM Information & Technology Co, pabrik peleburan alias smelter di Tiongkok meningkatkan produksi agar mendapat margin yang lebih baik.
Persediaan di Shanghai, Wuxi, Nanhai, Hangzhou, dan Gongyi yang berkontribusi hingga 90% pada total cadangan China naik menjadi 1,33 juta metrik ton per Kamis (3/8). Angka tersebut meningkat lebih dari enam kali lipat dibanding akhir tahun lalu.
Harga logam aluminium di London Metal Exchange telah menguat 13% sepanjang tahun ini, di tengah upaya pemerintah China mengurangi kapasitas produksi ilegal. Macquarie Group Ltd. dan HSBC Holdings Plc bulan lalu menyatakan, penurunan kapasitas akan diimbangi oleh kenaikan produksi setelah pasokan naik ke rekor tertinggi pada Juni.
Kepala Analis Aluminium SMM Liu Xiaolei menyatakan, kenaikan stok aluminium tidak sejalan dengan tren penurunan musiman dalam empat tahun terakhir. "Stok akan berada di sekitar level tertinggi dalam beberapa bulan mendatang, lantaran pasokan tambahan diatur untuk mengimbangi pengurangan kapasitas," paparnya, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (4/8).
"Dengan kebijakan pemangkasan pasokan yang memudar sampai akhir tahun, pasar akan kembali ke fundamental sehingga harga akan berada di bawah tekanan," imbuhnya.
Stok aluminium di gudang Shanghai Futures Exchange naik 1,1% menjadi 461.380 pada Jumat (4/8). Kenaikan pasokan terjadi selama lima pekan beruntun dan menyentuh angka tertinggi sejak Mei 2013. Mengutip Bloomberg, Jumat (4/8), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergerus 0,4% ke level US$ 1.908 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News