Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset berisiko semakin diminati seiring pembukaan ekonomi di berbagai negara. Nilai tukar rupiah pun ikut menguat.
Mengutip Bloomberg, Jumat (5/6), rupiah menguat 1,54% ke Rp 13.878 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat 0,46% ke Rp 14.100 per dollar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelaku pasar merespons positif pembukaan ekonomi di berbagai negara. Dampaknya aset berisiko seperti rupiah kembali diminati. "Rencana new normal menjadi sentimen positif untuk penguatan rupiah karena ekonomi akan aktif kembali," kata Ariston, Jumat (5/6).
Baca Juga: Perekonomian bergeliat, dana asing mulai masuk pasar saham Asia
Selain itu, rencana stimulus tambahan di beberapa negara seperti AS, Eropa dan Jepang juga mendukung pelaku pasar bersiap untuk memanfaatkan peluang profit taking yang lebih besar di aset berisiko, seperti rupiah.
AS kini masih berdiskusi untuk menggelontorkan stimulus fiskal baru. Sementara, Bank Sentral Eropa juga akan menyediakan dana lebih dari 1 miliar euro untuk program pembelian obligasi. Begitupun, bank sentral Jepang berencana melipatgandakan bantuan ke sektor UKM.
Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat 5,01% dalam Sepekan, Ini Prediksi untuk Pekan Depan
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri menambahkan capital inflow sedang mengalir deras ke pasar keuangan domestik. Alhasil, rupiah bergerak menguat. "Investor asing tertarik masuk karena tingkat suku bunga kita menarik dengan tingkat inflasi yang cenderung rendah," kata Reny.
Baik Reny maupun Ariston kompak memproyeksikan rupiah Senin (8/7) berada di Rp 13.700 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News