kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,90   12,59   1.38%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan Asia jadi tujuan favorit investasi obligasi


Jumat, 08 September 2017 / 20:06 WIB
Alasan Asia jadi tujuan favorit investasi obligasi


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Berperan sebagai engine of global growth, Asia didapuk menjadi destinasi investasi fixed income. Dalam helatan 4th Asia Fixed Income Summit 2017 pada Kamis (7/9) di Nusa Dua, Bali, para pembicara juga menyatakan Asia merupakan kawasan yang likuid dan memiliki liabilitas yang baik.

“Memang, naik turunnya pertumbuhan ekonomi global itu sangat ditentukan oleh tiga area, yakni ASEAN, China, dan India yang notabene semua ada di kawasan Asia. Itu sebabnya investor masuk ke Asia dan akan tetap masuk ke Asia,” papar Chief Economist PT CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean di Jakarta, Jumat (8/9).

Senada dengan Adrian, Analyst Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto juga menilai pasar global melihat kawasan Asia memiliki kinerja pasar obligasi yang baik dan yield global yang rendah. “Ini mendorong untuk return meningkat dan terjadi carry trade ke Asia,” jelas Handy.

Menurut Handy, masih banyak sentimen positif yang dapat membuat pasar fixed income Asia terlihat atraktif. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi Asia yang kian membaik, serta tekanan inflasi yang rendah turut menjadi katalis tambahan.

Indonesia dilihat Handy menjadi salah satu target pasar fixed income yang menarik. Pasalnya, Indonesia memberikan real yield yang tinggi dengan volatilitas kurs yang rendah.

“Ini yang menjelaskan arus dana asing ke pasar obligasi Indonesia cukup besar tahun ini. Credit risk yang diukur dari CDS dan rating agency juga bisa dibandingkan dengan negara Asia lainnya,” ungkap Handy.

Namun, Handy juga tidak menutup kemungkinan adanya sentimen negatif yang muncul dan membayangi prospek fixed income ke depan. Salah satunya dari sikap moneter bank sentral AS Federal Reserve. 

“Jika terjadi kenaikan FFR (bunga acuan The Fed) lebih cepat atau pengurangan neraca The Fed lebih besar, berpotensi menguatkan dollar AS dan memberi faktor negatif bagi pasar obligasi,” pungkas Handy.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×