kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Akuisisi Minzhong belum mampu genjot kinerja INDF


Rabu, 30 Oktober 2013 / 08:41 WIB
Akuisisi Minzhong belum mampu genjot kinerja INDF
ILUSTRASI. Ilustrasi. Penyakit asam urat


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,92 triliun sampai kuartal III tahun 2013. Kinerja laba tersebut merosot dalam, sampai 24,4% year-on-year (yoy).

Walau pendapatan naik, namun pendapatan INDF tak mampu menopang tingginya ongkos perusahaan, baik secara operasional maupun keuangan. Sampai kuartal III, Indofood mencatat pendapatan bersih Rp 41,27 triliun, naik dari Rp 37,35 triliun tahun lalu.

Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) INDF dalam pernyataan resminya mengatakan, grup consumer branded products (CBP) masih menjadi kontributor utama bagi INDF. Porsinya mencapai 45% terhadap penjualan konsolidasi perseroan.

Selanjutnya Grup Bogasari menyumbang 26% pendapatan, diikuti sektor agribisnis dan distribusi yang masing-masing sebesar 20% dan 8%. Untuk buku keuangan per September 2013 ini, INDF telah mengonsolidasikan kinerja perusahaan asal China, Minzhong Food Corporation Limited.

Namun, kontribusi perusahaan yang 65% sahamnya dimiliki Grup Salim ini baru berkontribusi 1% terhadap penjualan Indofood. "Minzhong akan memperkuat dan melengkapi model bisnis kami yang bisa meningkatkan keunggulan kompetitif dan posisi kami di pasar," ujar Anthoni, Rabu (30/10).

Namun, sayang, membengkaknya biaya operasi dan keuangan menggerus laba bersih perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan INDF per akhir September 2013, beban pokok penjualan meningkat dari Rp 27,04 triliun menjadi Rp 31,25 triliun.

Beban penjualan dan distribusi pun naik dari Rp 2,98 triliun menjadi Rp 3,45 triliun. Ditambah, beban keuangan perseroan pun semakin berat, dari Rp 736,34 miliar tahun lalu menjadi Rp 2,08 triliun. Alhasil, margin laba bersih perusahaan pun merosot dari 6,8% menjadi hanya 4,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×