kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akuisisi Minzhong belum mampu genjot kinerja INDF


Rabu, 30 Oktober 2013 / 08:41 WIB
Akuisisi Minzhong belum mampu genjot kinerja INDF
ILUSTRASI. Ilustrasi. Penyakit asam urat


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,92 triliun sampai kuartal III tahun 2013. Kinerja laba tersebut merosot dalam, sampai 24,4% year-on-year (yoy).

Walau pendapatan naik, namun pendapatan INDF tak mampu menopang tingginya ongkos perusahaan, baik secara operasional maupun keuangan. Sampai kuartal III, Indofood mencatat pendapatan bersih Rp 41,27 triliun, naik dari Rp 37,35 triliun tahun lalu.

Anthoni Salim, Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) INDF dalam pernyataan resminya mengatakan, grup consumer branded products (CBP) masih menjadi kontributor utama bagi INDF. Porsinya mencapai 45% terhadap penjualan konsolidasi perseroan.

Selanjutnya Grup Bogasari menyumbang 26% pendapatan, diikuti sektor agribisnis dan distribusi yang masing-masing sebesar 20% dan 8%. Untuk buku keuangan per September 2013 ini, INDF telah mengonsolidasikan kinerja perusahaan asal China, Minzhong Food Corporation Limited.

Namun, kontribusi perusahaan yang 65% sahamnya dimiliki Grup Salim ini baru berkontribusi 1% terhadap penjualan Indofood. "Minzhong akan memperkuat dan melengkapi model bisnis kami yang bisa meningkatkan keunggulan kompetitif dan posisi kami di pasar," ujar Anthoni, Rabu (30/10).

Namun, sayang, membengkaknya biaya operasi dan keuangan menggerus laba bersih perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan INDF per akhir September 2013, beban pokok penjualan meningkat dari Rp 27,04 triliun menjadi Rp 31,25 triliun.

Beban penjualan dan distribusi pun naik dari Rp 2,98 triliun menjadi Rp 3,45 triliun. Ditambah, beban keuangan perseroan pun semakin berat, dari Rp 736,34 miliar tahun lalu menjadi Rp 2,08 triliun. Alhasil, margin laba bersih perusahaan pun merosot dari 6,8% menjadi hanya 4,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×