kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi Fiber Optik Alita Rampung, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham TOWR


Senin, 03 Oktober 2022 / 20:04 WIB
Akuisisi Fiber Optik Alita Rampung, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham TOWR
ILUSTRASI. Perusahaan menara dan infrastruktur telekomunikasi?PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah menyelesaikan pembelian aset fiber optik milik PT Alita Praya Mitra sepanjang 10.800 kilometer. Nilai transaksi setelah penyesuaian sebesar Rp 800 miliar.

Fiber optik Alita menjadi pelengkap dari 110.000 kilometer fiber yang menghasilkan pendapatan yang telah dimiliki iForte. Fiber optik ini dapat menghasilkan pendapatan (revenue generating fiber) dengan nilai kontrak jangka panjang dan tidak dapat dibatalkan sebesar lebih dari Rp 855 miliar.

Sebagian besar aset fiber optik ini digunakan untuk melayani pengoperasian menara telekomunikasi milik XL Axiata dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) yang terletak di beberapa lokasi strategis, termasuk Surabaya, Solo, Malang, dan Bali.

Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) Rampungkan Pembelian Fiber Optik Alita Senilai Rp 800 Miliar

Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai, akuisisi fiber optik Alita bakal berefek positif karena menjadi bagian dari proses fiberisasi. Melalui langkah ini, TOWR diharapkan dapat lebih efisien dalam biaya pemeliharaan dan penyelenggaraan jasa ke depannya.

"Fiberisasi akan meningkatkan EBITDA perusahaan yang pada akhirnya menaikkan laba bersih berkat biaya operasional yang lebih efisien," kata Steven saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (3/10).

Fiberisasi juga akan membuat density jaringan semakin baik karena menara-menara yang ada disambungkan dengan kabel serat optik. "Alhasil, pengiriman sinyal atau data seluler untuk tenant yang kebanyakan adalah operator telekomunikasi dapat lebih sempurna lagi," ucap Steven.

Baca Juga: Sah, Duo Hartono Pemilik Grup Djarum dan BBCA Kini Resmi Mendekap 5 Persen Saham TOWR

Lebih lanjut, fiberisasi juga merupakan bagian dari percepatan menuju adopsi 5G yang menjadi pipeline TOWR sejak tiga tahun lalu. Menurut Steven, rampungnya akuisisi aset fiber optik Alita akan menjadi sentimen positif bagi saham TOWR karena progres fiberisasinya sesuai harapan.

Oleh sebab itu, Steven merekomendasikan buy TOWR dengan target harga fundamental Rp 1.200 per saham untuk 12 bulan ke depan. Sementara itu, target harga teknikal untuk jangka pendek sebesar Rp 1.295 per saham.

Pada Senin (3/10), TOWR ditutup stagnan di level Rp 1.235 per saham. Target harga fundamental yang ditetapkan Steven sudah terlewati. Sebab menurut dia, industri menara telekomunikasi dan TOWR memang mempunyai prospek cerah.

Baca Juga: Ini Rincian Penggunaan Capex Sarana Menara Nusantara (TOWR) di Semester I-2022

Analis BCA Sekuritas Mokhammad Fakhrul Arifin juga merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga jangka panjang Rp 2.200 per saham. Menurutnya, TOWR memiliki arus pendapatan yang solid dari aset menara telekomunikasi dan fiber optik.

Kontrak sewa menara biasanya diperbaharui setiap sepuluh tahun, sementara fiber optik bisa lebih dari sepuluh tahun. Pada semester 1 2022, TOWR membukukan pendapatan dalam kontrak sebesar Rp 65,2 triliun atau naik 3,2% dibanding akhir 2021. "Kenaikan ini menyiratkan permintaan untuk perpanjangan kontrak menara dan fiber masih terus meningkat," kata Fakhrul.

Kebutuhan kualitas jaringan di tengah digitalisasi juga masih berpotensi meningkatkan jumlah penyewaan ke depannya. Terlebih lagi, fiber optik memungkinkan jaringan berkualitas dengan latensi yang lebih rendah dan kecepatan yang konsisten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×