Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) telah menyelesaikan akuisisi hak partisipasi dengan Repsol E&P, S.à.r.l. untuk mengakuisisi Fortuna International (Barbados), Inc yang memegang hak kepemilikan tidak langsung sebesar 24% di PSC Corridor.
Direktur & Chief Administrative Officer MEDC Amri Siahaan mengatakan akuisisi 24% hak partisipasi tersebut telah meningkatkan kepemilikan MEDC di PCS Corridor menjadi 70% dari semula 46%.
"Dengan asumsi harga minyak mid cycle, kami perkirakan aset ini dapat memberikan tambahan EBITDA sekitar US$ 145 juta pada tahun 2026," kata Amri dalam paparan publik, Rabu (10/9/2025).
Dari sisi produksi, aset ini akan meningkatkan produksi sekitar 25 ribu barel ekuivalen.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) Pasang 1.500 Panel Surya di Blok Corridor, Kapasitas 885 KWp
Amri juga menerangkan akuisisi tersebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk memiliki dan mengembangkan aset berkualitas tinggi serta menghasilkan arus kas yang kuat.
"Fokus kami ini selalu pada aset-aset yang biasanya itu berproduksi dan punya potensi pertumbuhan, serta risikonya kami pahami dan mampu kami kelola dengan baik. Jadi aset atau Repsol di Corridor ini tentu sangat-sangat memenuhi kriteria yang kami buat. Apalagi kami sebagai operator di sana," tambahnya.
Akuisisi 24% hak partisipasi tersebut bernilai transaksi sebesar US$ 425 juta.
Sebagai informasi, PSC Corridor sendiri memiliki tujuh lapangan gas dan satu lapangan minyak di daratan Sumatra Selatan, dengan penjualan gas melalui kontrak jangka panjang kepada pembeli bereputasi di Indonesia dan Singapura.
Hingga semester I tahun ini, Medco Energi mencatat penurunan laba bersih sebesar 81,5% secara tahunan menjadi US$ 37 juta dibanding US$ 201 juta. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga realisasi minyak sebesar 14% secara tahunan menjadi US$ 70 per barel, kerugian bersih US$ 31 juta dari anak usahanya PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) serta beban dry hole sebesar US$ 8,9 juta.
Pendapatan Medco juga turun 2,3% secara tahunan menjadi US$ 1,138 juta. Namun secara kuartalan, pendapatan Medco naik 3,1% menjadi US$ 578 juta, seiring mulai pulihnya operasional. EBITDA tercatat sebesar US$ 619 juta, turun 4,2% secara tahunan, dengan margin EBITDA sebesar 54,4%.
Baca Juga: MedcoEnergi (MEDC) Siapkan Buyback Saham Senilai US$ 50 Juta
Mesin Baru
Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas memprediksi paruh kedua tahun 2025 menjadi titik balik setelah laba bersih anjlok tajam di semester I.
Menurutnya, perbaikan kinerja tersebut akan ditopang stabilitas bisnis gas melalui kontrak jangka panjang, ditambah akuisisi 24% hak partisipasi di PSC Corridor yang mengerek porsi kepemilikan MEDC menjadi 70%. Aset ini diyakini mampu menjadi mesin arus kas baru dengan margin tinggi hingga 2026.
Meski begitu, sejumlah tantangan masih membayangi, utamanya berasal dari harga minyak global yang cenderung rendah, lonjakan biaya pendanaan akuisisi senilai US$ 425 juta, hingga risiko integrasi Corridor.
"Investor disarankan mencermati eksekusi sinergi produksi, tren harga energi global, dan kontribusi proyek gas serta energi terbarukan," kata Sukarno kepada Kontan, Rabu (10/9/2025).
Disamping itu, Sukarno merekomendasikan buy on weakness untuk investor jangka menengah hingga panjang dengan target harga Rp 1.450. Rekomendasi ini seiring prospek pemulihan kinerja jika integrasi Corridor berjalan mulus dan harga minyak sedikit pulih.
Selanjutnya: Penjualan Motor Agustus Turun, Skutik Masih Mendominasi Pasar
Menarik Dibaca: Pasar Aset Kripto Hadapi Ujian September Effect, Investor Disarankan Lakukan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News