Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatatkan pendapatan Rp 5,1 triliun di sepanjang tahun 2020 atau turun 7,6% secara yoy. Namun, laba bersih SCMA di tahun 2020 naik 20,5% secara yoy, dari Rp 953 miliar menjadi Rp 1,14 triliun.
Salah satu produk SCMA, Vidio.com, mencatatkan jumlah kenaikan pelanggan dan pengguna aktif bulanan (MAU) yang solid, seiring dengan terbatasnya aktivitas di luar rumah, hingga akhir Maret 2021, jumlah pengguna aktif bulanan meningkat sebanyak 53% dari Februari 2020, yang mana mencapai di kisaran 72 juta MAU.
Menurut Analis Panin Sekuritas Rendy Wijaya dari risetnya yang dirilis pada 9 April 2021, kenaikan juga terjadi pada pelanggan berbayar SCMA. Saat ini jumlah pelanggan berbayar diperkirakan mencapai lebih dari 1 juta pelanggan. Seiring dengan kinerja yang positif dari vidio.com, SCMA tidak merencanakan untuk mencari investor tambahan untuk mendanai ekspansi video.com ke depan.
Dengan melonggarnya pembatasan aktivitas masyarakat di akhir tahun 2020, SCMA juga kembali meningkatkan aktivitas produksinya. Di mana per November 2020, SCMA sudah memproduksi 5 jam sinetron baru untuk SCTV per hari, dan juga program live untuk Indosiar (IVM).
Selain itu, di tahun 2021 ini, SCMA berencana untuk meningkatkan produksi konten untuk Vidio.com mencapai 300 jam mini-series premium yang nantinya hanya bisa diakses oleh pelanggan berbayar dari Vidio.com. Produksi kontan ini meningkat 300% dibandingkan dengan 2020, yang mana produksi konten premium hanya mencapai 100 jam.
Baca Juga: Berkurangnya program re-run, membuat margin laba kotor SCMA kuartal IV menurun
Rendy dalam risetnya memperkirakan dengan dimulainya aktivitas produksi yang besar oleh Vidio.com, akan membuat margin keuntungan di tahun 2021 cenderung menurun dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2020, dan juga akan berdampak pada tertekannya margin laba bersih di tahun ini.
Rendy juga mempertahankan outlook yang netral untuk SCMA seiring dengan pertumbuhan yang solid dari MAU dan jumlah pelanggan berbayar Vidio.com.
Lalu momentum SCMA untuk pemulihan belanja iklan 2021, seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian, didukung oleh meningkatnya mobilitas seiring dengan program vaksinasi yang terus berlangsung.
Terakhir, posisi neraca yang solid untuk mendukung ekspansi digital, termasuk siaran TV digital dengan rencana analog switch off (ASO) di tahun 2022 mendatang.
Untuk tahun 2021, ia memperkirakan pendapatan SCMA akan tumbuh 4,2% menjadi Rp 5,49 triliun, sementara laba bersih turun sekitar 9,6% menjadi Rp 1,09 triliun.
Rendy merekomendasikan hold SCMA dengan target harga di Rp 1.850 per saham pada tahun ini.
Selanjutnya: SCTV dan Indosiar Grup buka opsi kolaborasi dengan konten selebritis dan influencer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News