kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas bisnis dibuka, harga minyak WTI bakal bertahan di atas US$ 30 per barel


Selasa, 19 Mei 2020 / 21:26 WIB
Aktivitas bisnis dibuka, harga minyak WTI bakal bertahan di atas US$ 30 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak WTI bertahan di atas US$ 33 per barel


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal kebangkitan ekonomi China dan pelonggaran lockdown yang dilakukan sejumlah negara menjadi pemicu penguatan harga minyak mentah di awal pekan ini. Mengutip Bloomberg, Selasa (19/5) pukul 20.45 WIB, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 menguat 3,99% menjadi US$ 33,09 per barel.

Bahkan, di awal pembukaan, harga emas hitam yang menjadi acuan minyak Amerika Serikat (AS) ini berhasil ke US$ 33,37 per barel, level tertinggi sejak Maret 2020.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan harga minyak yang terjadi beberapa pekan terakhir dipicu oleh pelonggaran penguncian yang dilakukan sejumlah negara, termasuk China. 

Baca Juga: Mulai merangkak, harga minyak berpeluang melesat ke US$ 50 per barel di akhir tahun

Kondisi tersebut akhirnya mendorong aktivitas ekonomi yang diprediksi bakal kembali mengerek permintaan minyak mentah khususnya untuk bahan bakar. Hal itu sebenarnya sudah terbukti pada impor minyak mentah China di bulan April yang melonjak setelah kilang minyak beroperasi lagi. 

"Permintaan minyak China mulai menunjukkan tanda-tanda optimis pemulihan penuh, dipimpin oleh diesel," kata Liu Yuntao, analis dari konsultan Energy Aspects yang berbasis di London, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Selasa (19/5).

Kapasitas penyulingan independen di Negeri Tirai Bambu ini sudah mencapai 75% dari kapasitasnya. Seperti Sinopec dan PetroChina.

“Selain itu bulan Mei, negara-negara yang tergabung dalam OPEC+ sudah memberlakukan pengurangan produksi, bahkan beberapa negara menambah pemangkasan tersebut,” kata Ariston kepada Kontan.co.id, hari ini.

Sokongan harga bagi minyak mentah semakin kuat terkait kemajuan penemuan vaksin Covid-19. Kehadiran vaksin ini diharapkan bakal membantu untuk menangani pandemi ini. 

Baca Juga: Harga minyak menguat empat hari berturut-turut, Brent naik 2,4% dan WTI loncat 4,1%

Jika hal tersebut terlaksana, pemulihan ekonomi global tak akan selama yang diprediksi sebelumnya. Alhasil, permintaan minyak mentah pun dapat kembali terkerek. 

Karena itu, Ariston optimistis, harga minyak WTI dapat bertahan di atas level US$ 30 per barel di akhir tahun 2020. 

Meskipun begitu, dalam jangka pendek, Ariston menilai pelaku pasar masih mewaspadai tekanan dari potensi gelombang kedua virus corona. Ditambah lagi, kondisi ekonomi global juga masih berisiko terpuruk khususnya di kuartal kedua akibat pandemi ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×