Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas melemah pada perdagangan akhir pekan karena investor melakukan aksi profit taking setelah kenaikan tajam di sesi sebelumnya. Terlebih pasar saham reli sambil menanti kesepakatan paket stimulus Amerika Serikat (AS).
Jumat (4/12), harga emas spot ditutup melemah 0,1% menjadi US$ 1.838,86 per ons troi. Namun, dalam sepekan, harga emas ini sudah melesat 2,9%. Ini jadi penguatan mingguan pertama emas dalam empat pekan berturut-turut.
Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Februari 2021 ditutup melemah 0,1% menjadi US$ 1.840 per ons troi. Di minggu ini pun, harga emas berjangka sudah melonjak 2,9%.
"Setelah pemantulan empat hari yang luar biasa, emas semakin mendekati aksi ambil untung jelang menuju level teknis utama di US$ 1.850 per barel. Ini jadi level yang signifikan karena minim dukungan bagi emas dalam dua bulan terakhir," kata Tai Wong, Head of Base and Precious Metals Derivatives Trading BMO.
"Reaksi emas terhadap laporan tenaga kerja AS yang sangat lemah, memperlihatkan para investor yang memburu barang murah sudah merasa dipuaskan dengan harga saat ini. Karena itu, banyak yang memilih untuk menjual ketimbang membeli," lanjut Wong.
Baca Juga: Wall Street cetak rekor tertinggi, terkerek optimisme paket stimulus AS
Dia pun melihat, hasil profit taking di emas terlihat pada perdagangan di bursa saham. Ini yang akhirnya mengerek indeks utama Wall Street cetak rekor tertingginya.
Seperti diketahui, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, tambahan pekerja di bulan November lalu cetak rekor terendah sejak bulan Mei. Hal ini memperkuat ekspektasi akan lebih banyak stimulus fiskal dalam waktu dekat untuk menggerakkan ekonomi Negeri Paman Sam.
Seperti diketahui, RUU bantuan virus corona senilai US$ 908 miliar dari bipartisan mendapat dukungan di Kongres AS jelang akhir pekan ini.
Selama ini, harga emas mendapat dukungan dari stimulus ekonomi besar-besaran yang digelontorkan hampir seluruh negara di dunia ini. Hal ini juga menekan kinerja indeks dolar AS.
"Di luar koreksi jangka pendek, dolar yang lebih lemah, kekhawatiran seputar inflasi dan ekspektasi stimulus fiskal selanjutnya di tengah kebijakan moneter yang akomodatif kemungkinan akan menjaga harga emas condong ke atas," kata analis Standar Chartered Suki Cooper.
Sementara itu, dolar menuju minggu terburuknya sejak awal November, yang membuat emas lebih murah bagi pemegang lainnya mata uang.
Selanjutnya: Harga minyak mentah memanas, Brent tertahan di bawah US$ 50 per barel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News