Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Setelah sempat menguat sejak awal pekan, akhirnya euro mengalami koreksi di hadapan poundsterling. Mata uang kawasan Uni Eropa itu melemah akibat aksi ambil untung yang dilakukan para investor.
Mengutip Bloomberg, Rabu (15/3) pukul 17.40 WIB pasangan EUR/GBP tercatat melemah 0,10% ke level 0,87164 dibanding hari sebelumnya.
Tonny Mariano, analis PT Esandar Arthamas Berjangka melemahan kali ini disebabkan karena aksi profit taking setelah pasangan EUR/GBP sempat menguat sejak awal pekan. Ditambah lagi investor juga tengah diselimuti kecemasan menanti hasil pemilihan perdana menteri Belanda.
Meski sejauh ini Geerts Wilders dari partai Kebebasan Belanda tidak mendominasi tetapi sikapnya yang anti imigran tetap memicu kekhawatiran.
“Kalau ternyata hasilnya menunjukkan jumlah pemilihnya lebih tinggi dari hasil polling ini seperti menguatkan sentimen kalau masyarakat Belanda mulai bersikap anti imigran,” terangnya kepada KONTAN, Rabu (15/3).
Jika benar-benar terjadi, ini akan berpengaruh pada pemilu di Prancis bulan April nanti. Bisa jadi kandidat asal partai sayap kiri mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Alhasil kondisi geopolitik di kawasan Uni Eropa pun akan memberi pengaruh negatif.
Sementara itu dari Inggris sendiri cukup ditopang dari data ekonomi yang rilis membaik. Tingkat pengangguran bulan Februari tercatat membaik ke level 4,7% dari sebelumnya di Januari sekitar 4,8%. Begitu juga dengan jumlah pengangguran bulan Februari pun tercatat berkurang dari 41,4 ribu orang menjadi 11,3 orang.
Tonny memperkirakan penguatan pound terhadap euro ini masih akan berlanjut hingga Kamis (16/3). Kondisi geopolitik Belanda diperkirakan akan tetap memberi imbas negatif terhadap euro.
Sedangkan Inggris diperkirakan akan diuntungkan dari keputusan Bank Of England (BOE) yang masih akan menahan tingkat suku bunganya.
“Walaupun Inggris masih dibayangi proses Brexit tapi kecemasan pemilu Belanda lebih mendominasi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News