kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Aksi jual asing di pasar obligasi berlanjut, apa yang harus dilakukan investor lokal?


Minggu, 22 Maret 2020 / 16:54 WIB
Aksi jual asing di pasar obligasi berlanjut, apa yang harus dilakukan investor lokal?
ILUSTRASI. Hingga 18 Maret 2020 setidaknya Rp 72 triliun dana asing sudah keluar dari pasar obligasi negara.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merujuk data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, hingga 18 Maret 2020 setidaknya Rp 72 triliun dana asing sudah keluar dari pasar obligasi negara. Diperkirakan aksi outflow ini masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Fixed Income Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Adi Saputra memproyeksikan, keluarnya dana asing ini baru mulai mereda selambat-lambatnya pada akhir Mei 2020. Adi melihat, ada kemungkinan magnitude outflows-nya perlahan akan mulai mengecil.

“Sepertinya para investor akan mulai sadar dan akan kembali masuk ke pasar SUN Indonesia. Terlepas dari pandemi saat ini, kondisi dan profil makro Indonesia terus membaik, terbukti beberapa lembaga pemeringkat internasional mempertahankan dan menaikkan outlook sovereign rating kita,” kata Adi kepada Kontan.co.id, Minggu (22/3).

Baca Juga: Valuasi murah, investor bisa mulai cicil beli saham-saham yang dilepas asing ini

Sementara analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Roby Rushandie melihat potensi outflow ini berlanjut masih terbuka lebar. Ini karena aktivitas ekonomi dipaksa untuk berhenti atau dibatasi sampai waktu yang belum bisa dipastikan.

“Investor cenderung wait and see setidaknya sampai kuartal III-2020. Saat ini investor juga perlu diyakinkan dengan kebijakan konkrit pemerintah mengangkat sektor riil, karena lockdown paling berimbas ke sektor riil,” jelas Roby.

Namun Roby melihat di sisi lain, pasar obligasi akan diuntungkan dengan pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal. Karena investor memandang kebijakan tersebut tentu konsekuensinya adalah pembengkakan APBN sehingga ekspektasi penerbitan obligasi meningkat.

Baca Juga: Aksi jual asing di pasar obligasi negara dinilai sebagai respons wajar

“Sehingga para investor yang mau masuk ke market bisa menjadikan ini peluang karena harga yang lagi rendah-rendahnya. Selain itu yang bisa dilakukan investor tentu pilihannya tahan atau cash position juga,” tambah Roby.

Sementara Adi mengungkapkan kepada investor domestik untuk tidak panik berlebihan menyikapi kondisi ini. Justru saat ini menjadi peluang yang baik karena investor bisa investasi ke riskless asset di level yield 10 tahun 8%-8,2%. “Kami yakin beberapa institusi keuangan domestik akan mulai kembali melirik SUN di level saat ini,” ujar Adi.

Adi juga menegaskan sekali pun ada potensi penurunan pada pasar SUN, investor tidak perlu khawatir. Karena Bank Indonesia (BI) juga aktif di pasar sekunder untuk melakukan reverse auction.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×