kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,53   6,07   0.66%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi Ambil Untung Menahan Laju IHSG


Sabtu, 16 April 2022 / 06:00 WIB
Aksi Ambil Untung Menahan Laju IHSG


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum berhasil menembus level 7.300 lantaran tekanan pada beberapa emiten yang memiliki bobot cukup besar ke IHSG. 

Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto menuturkan IHSG gagal bertahan di atas 7.300 lantaran aksi profit taking setelah kenaikan yang cukup drastis.

Asal tahu saja, IHSG melaju setelah masuknya GOTO sebagai pendatang baru di BEI dengan market cap ranking 3. Namun, kenaikan GOTO tidak berlanjut sehingga IHSG juga terimbas karena bobotnya yang besar.

Kemudian, pergerakan sektor perbankan masih cenderung sideways juga menjadi pemberat IHSG. Selain itu sektor consumer, properti, dan konstruksi masih bergerak dalam tren turun selama beberapa pekan terakhir.

Kekhawatiran akan merosotnya daya beli akibat inflasi dan kenaikan tarif PPN menjadi sentimen negatif di sektor consumer. Lalu, tingginya harga komoditas juga menggerus laba para emiten consumer karena harga bahan baku melonjak.

Baca Juga: Top Gainers Sepekan, Saham WIR Group (WIRG) Melesat 101,82%

Sedangkan sektor properti tertekan karena khawatir kenaikan suku bunga. Menurunnya besaran insentif dari pemerintah juga mengurangi potensi pertumbuhan. 

"Sektor lain yang masih relatif lemah adalah konstruksi dan semen, secara kinerja termasuk yang paling lambat dalam pemulihan karena anggaran masih diprioritaskan ke sektor kesehatan tahun lalu sehingga banyak proyek yang tertunda," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (14/4).

Walau begitu, ia melihat IHSG hingga saat ini masih berada dalam tren menguat. Dorongan capital inflow menjadi faktor utama dengan net buy asing selama tahun berjalan ini (ytd) sudah mencapai lebih dari Rp 50 triliun di pasar regular.

"Belum ada tanda-tanda capital inflow ini berhenti, sempat terjadi netsell hari ini karena transaksi negosiasi, tapi kurang menggambarkan kondisi pasar yang mana di regular masih net buy lebih dari Rp 489 miliar," paparnya.

Dia juga melihat ada potensi menarik dari saham perbankan menjelang rilis laporan keuangan kuartal pertama yang diperkirakan akan mencatatkan hasil yang positif. 

Menurutnya, jika dilihat dari laporan bulanan hingga Februari kemarin, beberapa bank sudah mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan, seperti BBCA naik 23% yoy, BBRI naik 29%, BMRI naik 57% dan BBNI naik 88%.

Baca Juga: Kapitalisasi BEI Capai Rp 9.405,31 Triliun Dalam Sepekan, Cetak Rekor Tertinggi

Ini mendasari keyakinannya bahwa sektor perbankan akan membukukan kinerja yang cemerlang pada kuartal pertama tahun ini. "Jika bank big caps ini bergerak tentu akan membawa IHSG menguat signifikan karena masing-masing memiliki bobot yang relatif besar," sambungnya.

Pandhu memproyeksikan resistance IHSG berada di level all time high-nya yang awal pekan ini di level 7.355. Harapannya akhir bulan ini sudah dapat ditembus dengan katalis dari rilisnya laporan keuangan kuartal pertama ini.

Sementara untuk target hingga akhir tahun Investindo Nusantara Sekuritas melihat ada potensi IHSG menguat hingga 7.750, mengingat harga komoditas yang masih tinggi hingga saat ini akan menjadi motor bagi perekonomian Indonesia. 

"Selain itu daya beli masyarakat juga seharusnya sudah semakin pulih, lebih berani melakukan spending menjelang lebaran ini sehingga diharapkan dapat memberikan dorongan penguatan lebih lanjut," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×