Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) mencari pendanaan dari pasar modal dengan menerbitkan saham baru. Produsen plastik dan kemasan ini akan melakukan rights issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 1,518 miliar saham biasa.
Harga yang ditawarkan Rp 100 per saham, sehingga target perusahaan Rp 151,8 miliar dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) I tersebut. Yang perlu dicermati, aksi korporasi ini memiliki resiko dilusi efek hingga 88,84%. PT Sinarmas Sekuritas akan bertindak sebagai pembeli siaga.
Direktur Utama AKKU, Bambang Adhi Pratomo dalam prospektus, Kamis (11/9) mengatakan, dana itu akan digunakan untuk akuisisi dan membayar utang.
Dia merinci, sebesar 25,9% dari dana rights issue atau Rp 38,02 miliar, akan digunakan untuk mengakuisisi seluruh saham PT Mentari Bhakti Jaya Utama (MBJU) dan PT Mulawarman Putera Abadi Sakti (MPAS) di Kalimantan Timur. Nilai akuisisi MBJU sebesar Rp 20,7 miliar dan nilai akuisisi MPAS sebesar Rp 17,29 miliar.
"MBJU dan MPAS adalah perusahaan pertambangan dan perdagangan batubara. Namun belum melakukan proses penambangan," ujar Bambang.
Namun akuisisi ini membuat AKKU sekaligus mengambil alih utang MBJU dan MPAS. Sehingga, AKKU mengalokasikan 72,19% dana rights issue atau sekitar Rp 105,96 untuk membayar utang kedua perusahaan tersebut.
Rinciannya, AKKU akan membayarkan utang MBJU sebesar US$ 1,96 juta atau sekitar Rp 21,46 miliar kepada pemegang saham. Sementara utang MPAS yang akan dibayarkan mencapai Rp 84,5 miliar.
Informasi saja, semula AKKU merupakan perusahaan investasi di industri kemasan plastik. Belakangan, karena kalah bersaing, perusahaan ini terus merugi. Tahun 2011 dan 2012, perusahaan ini merugi Rp 1,7 miliar. AKKU lantas mengubah haluan bisnis ke sektor pertambangan. Perseroan juga menjual dua anak usahanya, PT Aneka Plastindo Yutama dan PT Asia Prima Packing.
Sebagai gantinya, pada akhir Juli 2013, AKKU merampungkan akuisisi Borneo Mining. Ini adalah perusahaan yang bergerak di jasa pertambangan senilai Rp 15,1 miliar. Dengan perubahan haluan itu, AKKU berharap bisa meraih laba positif. Per 30 April 2014, AKKU hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,1 miliar. Kerugiannya mencapai Rp 458 juta.
Perseroan akan meminta izin pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 10 Oktober 2014 mendatang. Rencananya, tanggal terakhiR perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 17 Oktober 2014 mendatang. Sementara di pasar tunai pada 22 Oktober. Lalu tanggal dImulainya perdagangan saham Tanpa HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 20 Oktober dan di pasar tunai pada 23 Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News