Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Memasuki pengujung tahun 2010, akhirnya PT Pan Brothers (PBRX) mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk menggelar right issue. Produsen garmen ini akan mengeluarkan sebanyak 445,44 juta saham biasa di harga Rp 1.350. "Nantinya PBRX akan mendapatkan dana segar mencapai Rp 601,344 miliar," kata Vice Chief Executive Officer PBRX Anne Patricia Sutanto di Jakarta, Rabu (22/12).
Nantinya penggunaan dana tersebut, sekitar 16,73% akan digunakan untuk investasi perluasan kapasitas produksi perseroan, 33,33% untuk menambah penyertaan PT Pancaprima Ekabrother sebagai anak perseroan, 6,95% untuk pengambilalihan 51% saham PT Hollit International yang bergerak di bidang buying agent garment company dan menambah penyertaan di PT Hollit International.
Kemudian 3%-nya untuk membeli tanah dan bangunan pabrik di Jawa Tengah, sementara sekitar 39,99% akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja dan pengembangan usaha perusahaan.
Dengan adanya tambahan dana segar ini PBRX pun akan menambah jumlah mesin jahitnya sebanyak 4.800 mesin. "Sehingga total mesin jahit kami akan sebanyak 13.200 mesin," lanjut Anne. Dengan adanya tambahan mesin jahit ini, Anne melihat PBRX dapat meningkatkan kapasitas produksi produknya hingga 50% tahun depan.
Jika peningkatan kapasitas produksi itu bisa berlangsung sesuai rencana, maka penjualan Pan Brothers pada 2011 diproyeksikan bakal tumbuh hingga mencapai dua kali lipat dibandingkan penjualan 2010. Penjualan PBRX di tahun 2010 ini diperkirakan akan mencapai US$ 155 juta, jadi tahun depan PBRX menargetkan bisa menggenjot pendapatannya menjadi US$ 310 juta.
Tak hanya melakukan peningkatan mesin jahit di pabrik miliknya sendiri, PBRX pun juga melakukan peningkatan di jasa outsourcing. Bila saat ini komposisi produksi 70% produksi dari dalam (in house) dan sisanya 30% merupakan outsourcing, tahun depan produksi in house hanya akan 60% dari total produksi, sisanya dilakukan outsourcing.
Tahun depan PBRX menganggarkan capex mencapai Rp 340 miliar yang dananya diambil dari hasil right issue. Sebanyak Rp 300 miliar digunakan untuk pengembangan PBRX sedangkan sisanya akan digunakan untuk pembayaran utang jatuh tempo tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News