kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   16,00   0,10%
  • IDX 7.489   9,63   0,13%
  • KOMPAS100 1.158   3,73   0,32%
  • LQ45 919   5,10   0,56%
  • ISSI 226   -0,53   -0,23%
  • IDX30 474   3,39   0,72%
  • IDXHIDIV20 572   4,39   0,77%
  • IDX80 132   0,66   0,50%
  • IDXV30 141   1,32   0,95%
  • IDXQ30 158   0,90   0,57%

Akhir pekan, rupiah diprediksi melemah menuju Rp 15.000 per dolar AS


Kamis, 24 September 2020 / 18:09 WIB
Akhir pekan, rupiah diprediksi melemah menuju Rp 15.000 per dolar AS
ILUSTRASI. Terus tertekan, nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan ini (25/9), diprediksi masih akan terkoreksi.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terus tertekan, nilai tukar rupiah pada perdagangan akhir pekan ini (25/9), diprediksi masih akan terkoreksi. Sentimen domestik dan eksternal akan mewarnai pergerakan rupiah.

Mengutip Bloomberg, pada Kamis (24/9), kurs rupiah tercatat melemah 0,51% ke Rp 14.890 per dollar AS dari hari sebelumnya. Sementara itu, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah koreksi 114 poin atau 0,77% ke level Rp 14.949 per dollar AS dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp 14.835 per dollar AS.

Research & Development ICDX Nikolas Prasetia mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi dua sentimen kuat beberapa hari terkahir. Yakni, penguatan indeks dollar AS dan perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Kamis (24/9): 262.022 kasus, 191.853 sembuh, 10.105 wafat

Niko menjelaskan, terkait penguatan dollar AS, tidak hannya rupiah yang terkapar, melainkan juga aset dan mata uang lainnya juga ikut terkapar, misalnya emas, euro, dollar Singapura, ringgit, dan baht.

"Kami melihatnya penguatan dollar AS terjadi karena negara-negara Barat (Eropa) menerapkan pembatasan jilid kedua. Ini karena ada kekhawatiran Covid-19 gelombang kedua. Alhasil dollar AS jadi primadona," kata Niko kepada Kontan, Kamis (24/5).

Sentimen lain yang juga menekan rupiah terkait perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air yang terus mencatat rekor baru. Kondisi tersebut bisa menjadi kekhawatiran pasar karena menurut beberapa informasi, kamar isolasi di beberapa daerah sudah hampir penuh menampung pasien Covid-19.

"Jika berlanjut, ini bisa menyebabkan kelumpuhan ekonomi, belum lagi sudah ada sinyal resesi dari Menteri Keuangan Sri Mulyani di kuartal III-2020, dimana pertumbuhan ekonomi bisa -2,9% hingga -1,1%," ujar Niko.

Pada perdagangan Jumat (25/9), Niko memprediksi rupiah bakal kembali melemah menuju level Rp 15.000 per dollar AS. Kalaupun menguat, akan berada di area Rp 14.600 per dollar AS hingga Rp 14.700 per dollar AS.

"Jika pelemahan berlanjut maka bisa saja harga bergerak hingga ke areal Rp 15.100 per dollar AS," imbuhnya.

Selanjutnya: Tak berdaya, rupiah ditutup melemah 0,50% ke Rp 14.890 per dolar AS pada Kamis (24/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×