Reporter: Hasbi Maulana, Khomarul Hidayat | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari terakhir perdagangan bursa sebelum libur panjang Lebaran, Jumat (31/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 105,01 poin (1,72%) ke 6.209,12.
Kenaikan IHSG ini tentu tak lepas dari keputusan lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menaikkan peringkat utang Indonesia ke level BBB dari sebelumnya BBB-. Ini berarti, peringkat Indonesia tetap pada level layak investasi alias investment grade.
S&P menyebutkan ekonomi Indonesia secara konsisten mengungguli negara-negara lain dengan tingkat pendapatan yang serupa. Lembaga pemeringkat ternama ini berharap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tahun-tahun mendatang.
"Melihat kebijakan Indonesia yang stabil dan pengaturan fiskal yang hati-hati, kami percaya profil kredit secara keseluruhan ditingkatkan," sebut S&P dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5).
Prospek atau outlook yang stabil (stable) mencerminkan pandangan S&P bahwa lingkungan kebijakan yang konstruktif di Indonesia akan mendukung prospek pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.
Menurut S&P, kenaikan peringkat utang mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan dinamika kebijakan yang mendukung. Peringkat tersebut juga didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah dan kinerja fiskal yang moderat.
Sontak "hadiah lebaran" dari S&P tersbeut mendongkrak harapan para investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka berharap euforia bursa terhadap peringkat terbaru S&P akan berlanjut setelah bursa kembali buka usai libur Lebaran, pekan depan.
Bahkan, sebagian kalangan mulai memprediksi arus modal asing yang masuk ke dalam instrumen keuangan Indonesia, termasuk saham, akan bertambah deras. Setidaknya, penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berlangsung selama sebulan terakhir bisa terbalaskan.
Sejarah bursa mencatat
Akankah harapan baik tersebut terwujud? Benarkah peningkatan rating S&P bisa menjadi jalan bagi para investor mendapatkan gain dari kenaikan harga saham?
Perlu kita ketahui bahwa sebelum kabar baik akhir pekan lalu, terakhir kali S&P mengganjar utang jangka panjang Indonesia dengan rating BBB dan outlook stable adalah pada 18 April 1995.
Sejarah Rating Utang Indonesia oleh S&P | ||
---|---|---|
Tanggal | Rating | Outlook |
31-May-19 | BBB | stable |
19-May-17 | BBB- | stable |
21-May-15 | BB+ | positive |
08-Apr-11 | BB+ | positive |
12-Mar-10 | BB | positive |
23-Oct-09 | BB- | positive |
26-Jul-06 | BB- | stable |
09-Feb-06 | B+ | positive |
01-Sep-05 | B+ | stable |
21-Dec-04 | B+ | positive |
11-May-04 | B | positive |
07-Oct-03 | B | stable |
12-May-03 | B- | stable |
05-Sep-02 | CCC+ | stable |
22-Apr-02 | SD | n/a |
02-Nov-01 | CCC | negative |
30-Jul-01 | CCC+ | stable |
21-May-01 | CCC+ | negative |
07-Mar-01 | B- | negative |
02-Oct-00 | B- | stable |
17-Apr-00 | SD | n/a |
12-Sep-99 | CCC+ | negative watch |
30-Mar-99 | CCC+ | stable |
29-Mar-99 | SD | n/a |
08-Jul-98 | CCC+ | negative |
15-May-98 | CCC+ | negative watch |
11-Mar-98 | B- | negative watch |
27-Jan-98 | B | negative watch |
09-Jan-98 | BB | negative watch |
31-Dec-97 | BB+ | negative |
10-Oct-97 | BBB- | stable |
18-Apr-95 | BBB | stable |
20-Jul-92 | BBB- | positive |
Sumber: tradingeconomics.com
Setelah itu belum pernah sekalipun S&P menempelkan peringkat yang lebih baik kepada Indonesia. Bahkan pernah tiga kali utang Indonesia mendapat stempel selective default (SD), yaitu pada tahun 1999, 2000, dan 2002.
Jadi, peringkat terbaru S&P kali ini memang patut untuk kita apresiasi dan syukuri.
Masalahnya, akankah investor global juga memandang juga akan bersikap sama?
Kalau Anda termasuk investor yang berharap peringkat S&P akan menjadi pengungkit pergerakan IHSG tahun ini, silakan memupuk harapan itu. Sejarah bursa menyodorkan rekaman data yang menarik.
Persis pada hari ketika S&P memberikan peringkat BBB dan outlook stable pada awal kuartal II 24 tahun silam, IHSG ditutup pada angka indeks 415. Pada akhir kuartal (30 Juni 1995) IHSG sudah berada di 492 atau meningkat 18,6% sejak mendapat kenaikan peringkat.
Sayangnya, kenaikan indeks saham di bursa saham yang masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) tersebut berhenti. Pada penutupan perdagangan 30 September 1995, IHSG malah turun satu setrip ke 491.
Untunglah selama triwulan terakhir 1995 IHSG cukup perkasa. Pada 28 Desember 1995, hari terakhir perdagangan tahun itu, mampu bertengger di level 514.
Itung punya itung, sejak perolehan peringkat BBB pada April sebelumnya angka IHSG berhasil naik setinggi 23,9%.
Tanggal | IHSG |
---|---|
31 Desember 1995 | 514 |
29 September 1995 | 491 |
30 Juni 1995 | 492 |
18 April 1995 | 415 |
29 September 1995 | 491 |
30 Juni 1995 | 492 |
18 April 1995 | 415 |
30 Maret 1995 | 429 |
2 Januari 1995 | 470 |
Sumber: Pusat Data KONTAN
Nah, kini, akankah IHSG bereaksi serupa seperti 24 tahun lalu?
Entahlah. Kondisi perekonomian global dan lokal seperempat abad yang silam dengan sekarang tentu berbeda. Faktor-faktor yang menggiring masuknya dana asing ke market dalam negeri zaman itu mungkin berbeda dengan zaman now.
Atau, sebaliknya, bisa jadi kita justru kudu waspada. Catatan sejarah telah mengingatkan kita bahwa sekitar dua tahun kemudian S&P memerosotkan pamor kita sebagai penerbit surat utang dengan peringkat SD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News