Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengaruh pandemi Covid-19 terhadap perekonomian dalam negeri terus berlanjut sampai saat ini. Oleh karenanya, pemerintah tengah mengatur strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program ini menelan dana hingga Rp 318,09 triliun. Adapun beberapa BUMN kecipratan dana ini, termasuk PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang akan menerima dana talangan (investasi) untuk modal kerja sebesar Rp 8,5 triliun.
Tidak hanya itu, Kontan.co.id, juga mencatat pemerintah tengah mematangkan rencana pendanaan bagi GIAA senilai US$ 1 miliar. Jumlah tersebut setara Rp 14,9 triliun dengan kurs Rp 14.900 per dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: Kucuran dana dari pemerintah belum mendongkrak saham Garuda Indonesia (GIAA)
Menanggapi hal ini, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan melihat kucuran dana dari pemerintah bisa membantu likuiditas keuangan GIAA. Sebelumnya, pasar cenderung khawatir akan kondisi kas yang menipis, sementara kebutuhan modal kerjanya tinggi.
Apalagi, sampai saat ini maskapai penerbangan pelat merah itu masih memiliki utang obligasi dari penerbitan Trust Certificates yang tidak dijamin sebesar US$ 500 juta. Utang tersebutĀ jatuh tempo pada bulan 3 Juni 2020. Talangan (investasi) untuk modal kerja dari pemerintah dinilai bisa menekan kekhawatiran pasar dan menjadi sentimen positif bagi saham GIAA.
Ke depannya, Alfed melihat GIAA sebenarnya masih memiliki prospek bisnis yang baik setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dicabut. Apalagi, berkaca pada kinerja GIAA di tahun 2019 yang sudah berhasil mencetak laba.
"Buy dengan target Rp 298," imbuh Alfred. Rekomendasi tersebut berlaku untuk jangka pendek hingga tiga bulan. Adapun pada penutupan perdagangan Rabu (13/5) saham GIAA seharga Rp 234.
Baca Juga: Disebut akan dapat suntikan Rp 8,5 triliun dari pemerintah, ini kata Garuda (GIAA)
Sekadar informasi, sepanjang tahun 2019 maskapai penerbangan plat merah itu mengantongi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas indukĀ hingga US$ 6,99 juta dari sebelumnya merugi US$ 231,16 juta. Sementara, pendapatan bersihnya mencapai US$ 4,57 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 4,33 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News