Reporter: Anna Suci Perwitasari, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) berambisi untuk tumbuh lebih cepat. Produsen makanan ringan tersebut mengagendakan empat akuisisi sekaligus sepanjang tahun ini. Nilai seluruh akuisisi itu diperkirakan Rp 1,143 triliun.
Pengelola AISA menargetkan seluruh akuisisi tersebut sudah tuntas akhir semester I. "Tahun ini kami akan akuisisi lahan kelapa sawit, pabrik makanan, pabrik beras, dan akuisisi brand," kata Direktur Utama AISA Joko Mogoginta, Kamis (17/3).
AISA akan mendanai akuisisi tersebut dengan dana hasil penerbitan obligasi konversi alias convertible bond senilai US$ 70 juta. Penjualan obligasi dijadwalkan berlangsung di luar Indonesia. Itu sebabnya, AISA menunjuk bank asing sebagai penjamin emisi obligasi.
Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe menuturkan, obligasi tersebut akan dikonversikan dengan saham anak usaha AISA, PT Bumi Raya Investindo. Perusahaan ini bergerak di bidang perkebunan. "Rencananya di 2012 Bumi Raya akan melakukan initial public offering (IPO). Di saat itulah obligasi akan kami konversi," lanjut dia.
Dana penerbitan obligasi juga akan digunakan melunasi akuisisi perkebunan di Riau yaitu PT Jatim Jaya Perkasa. Nilai akuisisi mencapai
Rp 810 miliar. Nah dengan akuisisi ini, kelak AISA akan memiliki enam perusahaan perkebunan.
Sumbangan beras
AISA juga berencana mengakuisisi pabrik makanan senilai Rp 23 miliar. Pabrik tersebut terletak di Balaraja, Tangerang. Menurut Joko, pabrik yang menjadi incaran AISA itu kini tidak lagi berproduksi. Namun pabrik itu memiliki mesin produksi makanan kecil dan biskuit dengan kapasitas berkisar 1.000 ton hingga 2.000 ton. "Kami tambah pabrik karena kapasitas kami saat ini sudah maksimal," ungkap Joko.
Selain itu, AISA berniat mengakuisisi sebuah merek multinasional. "Merek tersebut akan kami ambil beserta pabriknya," ujar Joko. Setelah akuisisi tersebut tuntas, Joko optimistis pendapatan AISA dari bisnis makanan bisa naik hingga Rp 1,4 triliun tahun ini.
Namun Joko masih merahasiakan merek yang akan diakuisisi. Hanya saja yang jelas merek tersebut adalah brand yang sudah dikenal di masyarakat. "Total dana yang dikeluarkan untuk akuisisi merek tersebut mencapai Rp 220 miliar," papar dia.
AISA juga akan menggelar akuisisi pabrik beras di tahun ini. Nilai pabrik tersebut sebenarnya Rp 140 miliar. Namun, AISA hanya akan menguasai 80% saham saja. Jadi AISA hanya membutuhkan dana sebesar Rp 110 miliar untuk akuisisi pabrik itu. Sebagian besar kebutuhan dana akuisisi pabrik beras akan diambil dari pinjaman perbankan. Tapi Joko masih enggan membeberkan nama bank yang sudah didekati.
Dengan empat agenda akuisisi tersebut, AISA menargetkan pendapatan sepanjang 2011 mencapai Rp 3,4 triliun. Penyumbang terbesar pendapatan AISA masih dari penjualan beras yang mencapai Rp 1,5 triliun.
Penyumbang terbesar kedua adalah sektor makanan dengan target nilai Rp 1,4 triliun. Target itu disusun dengan asumsi akuisisi yang direncanakan berhasil. Sementara sektor perkebunan ditargetkan menyetor pendapatan Rp 546,66 miliar.
Analis Bumiputra Capital, Ridwan Novayanto menilai aksi korporasi yang dilakukan AISA tidak akan mendapat respon segera dari investor. "Investor lebih merespon kenaikan laba bersih AISA yang meningkat hingga 84%. Itu memiliki dampak yang lebih positif," kata dia.
Ridwan menduga upaya AISA mencari pendanaan mencapai Rp 1 triliun tidak akan menyulitkan mereka. Apalagi opsi yang diambil pengelola AISA adalah menerbitkan obligasi konversi. "Uang yang didapatkan tidak perlu dikembalikan, tinggal dikonversi menjadi saham," tutur dia.
Ridwan menduga saham AISA masih punya potensi untuk menguat. Harga AISA pada penutupan Kamis (17/3) turun Rp 20 alias 2,78% menjadi Rp 700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News