kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AISA akan mencaplok pabrik di Vietnam & Malaysia


Jumat, 09 Januari 2015 / 07:00 WIB
AISA akan mencaplok pabrik di Vietnam & Malaysia
ILUSTRASI. Rangkaian Skincare Azarine untuk Kulit Berjerawat dengan Harga Terjangkau.


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mulai mengepakkan sayap bisnis ke luar negeri. Perusahaan berencana mencaplok pabrik makanan ringan di Vietnam dan Malaysia.

Direktur Keuangan AISA Sjambiri Lioe mengatakan, perusahaan menyiapkan dana hingga US$ 80 juta untuk akuisisi tersebut. "Ekspansi di Malaysia dan Vietnam masing-masing senilai US$ 40 juta," ujarnya, Kamis (8/1).  Dana akusisi tersebut di luar anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) perusahaan tahun ini.

AISA menargetkan, proses akuisisi pabrik di Vietnam rampung pada semester I-2015. Sementara target akuisisi pabrik di Malaysia selesai pada semester II-2015. AISA mengincar porsi kepemilikan mayoritas di pabrik tersebut atau di atas 50%. "Saat ini kami sedang tahap negosiasi," lanjut Sjambiri.

Selain itu, di dalam negeri AISA akan memproduksi dua brand minuman ringan milik pihak lain. Perusahaan sudah mendapat kepastian memproduksi salah satu brand, sedangkan satu lagi sedang menunggu permintaan. "Yang sudah pasti kami harapkan finalisasi kuartal I-2015," kata Sjambiri. AISA akan menggunakan pabrik di Jawa Tengah untuk memproduksi minuman itu.

Tahun ini, AISA menyiapkan capex senilai Rp 1 triliun atau naik 48% dari tahun lalu. Dari jumlah itu,  Rp 500 miliar akan digunakan untuk membangun pabrik penggilingan beras. Lalu, Rp 150 miliar untuk memperluas pabrik snack Taro di Jawa Tengah. Sisanya, Rp 250 miliar untuk memperbesar aset perkebunan kelapa sawit.

AISA menargetkan,  pendapatan tahun 2014 sebesar Rp 5 triliun. Adapun, tahun ini, perseroan membidik pertumbuhan pendapatan 50% menjadi Rp 7,5 triliun.
Kepala Riset First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai positif sejumlah ekspansi AISA. Selama ini, AISA terus menunjukkan pertumbuhan kinerja dengan sederet ekspansi yang dilakoni. "Semakin banyak ekspansi tentu semakin bagus, apalagi selama ini produk AISA diterima baik di pasar," ujarnya.

Perusahaan juga mulai fokus memproduksi beras. David memprediksi, penjualan beras AISA akan semakin baik seiring pertumbuhan kelas menengah ke atas.

Namun, tahun ini AISA mendapat tantangan kenaikan tarif listrik serta harga bahan bakar minyak. Ini bisa memengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.
David merekomendasikan beli saham AISA dengan target Rp 2.300 per saham. Kamis (8/1), harga AISA turun 0,24% ke level Rp 2.060 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×