Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) berencana menambah tiga pesawat jenis Airbus 320 pada tahun ini. Penambahan pesawat tersebut untuk menunjang perluasan rute penerbangan.
Penambahan tiga pesawat AirAsia Indonesia tidak dengan cara membeli melainkan menyewa. Perusahaan ini beralasan, induk usaha, yakni AirAsia Berhad, Malaysia, sudah memiliki banyak pesawat.
Kalau tidak meleset, satu pesawat akan masuk hanggar pada Juli 2018 nanti. Dua pesawat sisanya akan hadir pada Desember 2018. Ketiganya akan menggenapi jumlah pesawat AirAsia Indonesia menjadi 18 armada.
AirAsia Indonesia berharap kehadiran pesawat baru bisa memperluas rute penerbangan yang saat ini meliputi sembilan rute domestik dan 21 rute internasional. Satu rute terbaru mereka yakni Medan-Singapura. Selebihnya, manajemen perusahaan masih merahasaikan rute-rute baru yang dipersiapkan.
Yang terang, tak satu pun rute-rute baru tersebut memanfaatkan bandar udara (bandara) Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham CMPP di Bursa Efek Indonesia tersebut beralasan, koneksi Bandara Kertajati belum memadai.
Meskipun, AirAsia Indonesia menilai kualitas Bandara Kertajati sudah baik. "Kertajati itu jauh dari mana-mana, ke Bandung 80 km itu agak susah untuk flight pagi," terang Dendy Kurniawan, Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk di Jakarta, Kamis (24/5).
Asal tahu, Bandara Kertajati bakal melayani penerbangan perdana mulai musim mudik dan balik Lebaran nanti. Maskapai penerbangan yang siap memanfaatkan, yakni Citilink Indonesia, Lion Air dan Wings Air.
Sejauh ini, AirAsia Indonesia belum membeberkan target top line maupun bottom line tahun 2018. Manajemen perusahaan ini hanya menyebutkan, akan mempertahankan load factor atau rasio faktor muat penumpang 83%–84%. Untuk itu, mereka mengejar pengangkutan 5,3 juta penumpang atau 12,77% lebih banyak ketimbang pengangkutan tahun lalu yang mencapai 4,7 juta penumpang.
Hingga 31 Maret 2018, AirAsia Indonesia membukukan pendapatan usaha Rp 843,84 miliar atau turun 4,55% year on year (yoy). Sementara rugi tahun berjalan dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, naik 95,29% yoy menjadi Rp 218,67 miliar.
Sambil mengawal target kinerja, AirAsia Indonesia menyiapkan rencana penerbitan saham baru alias rights issue dengan target realisasi kuartal III 2018. Ini adalah upaya mereka untuk memenuhi aturan free float atau porsi saham publik minimal 7,5% yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Maklum, porsi saham publik AirAsia Indonesia baru sebesar 1,09%.
Sejalan dengan rencana rights issue, AirAsia Indonesia pun mempertimbangkan underwriter atau penjamin emisi yang akan ditunjuk. "Mudah-mudahan pekan depan kami bisa umumkan underwriter, karena sekarang kami sedang proses tender, nanti akan kami umumkan financial advisor-nya siapa," tutur Dendy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News